Buku kepemimpinan terbitan Lemhanas di tahun 2010 menyajikan kepemimpinan kenegaraan yang komprehensif. Menurut buku tersebut, kepemimpinan kenegaraan adalah soal adaptabilitas. Seorang pemimpin harus cepat tanggap menyikapi perubahan skala lokal, nasional, dan global karena perubahan lingkungan.
Kepemimpinan kenegaraan adalah mereka yang memahami bagaimana perubahan lingkungan dan mampu mengoptimalkan serta memobilisasi segala potensi negara. Potensi tersebut digunakan untuk membuat sebuah negara menjadi lebih sejahtera.
Apabila berbicara sikap, dalam konteks Indonesia, seorang pemimpin perlu mengamalkan dan menghayati Pancasila secara kontekstual. Dia menjadi contoh atau guru bagi rakyatnya.
Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, bisa menjadi contoh yang tepat dari kepemimpinan kenegaraan. Dia memimpin dengan arif dan bijak, terutama dalam penanganan Covid-19. Jacinda menunjukkan sisi empati yang membuatnya mampu berkomunikasi dengan baik dengan rakyatnya. Dia bahkan berusaha lebih dekat dengan membuka keran komunikasi di berbagai media agar bisa berinteraksi dengan rakyatnya.
Kepemimpinan dalam konteks pendidikan menurut Amanchukwu (2015) adalah kemampuan untuk mengantisipasi masa depan. Bentuk antisipasi yang dimaksud adalah bagaimana institusi pendidikan beradaptasi terhadap berbagai dinamika.
Bentuk adaptasinya pun bermacam-macam, mulai dari kebijakan, cara kerja, prinsip kerja, hingga blueprint institusi pendidikan. Bahkan, menurut Black (2015), cara pemimpin memimpin organisasinya perlu dicek kembali apabila tidak efektif.
Pemimpin perlu mencari pendekatan alternatif yang mampu membuat mereka memimpin organisasi dengan lebih baik.
Singkatnya, kepemimpinan pendidikan adalah bagaimana pemimpin memastikan bahwa institusi pendidikan selalu relevan dengan perkembangan zaman. Kepemimpinan edukasi harus adaptif dan responsif. Terlebih, institusi pendidikan memegang peran yang sangat vital dalam membangun sumber daya manusia di suatu negara.
Penerapan kepemimpinan pendidikan sangat terlihat di masa Covid-19. Institusi pendidikan berbondong-bondong mengadopsi teknologi agar pembelajaran tetap berjalan. Meskipun di tengah keterbatasan, para pemimpin di institusi pendidikan berusaha untuk mencari cara agar seluruh elemen pendidikan dapat melakukan pengajaran dan mendapatkan pembelajaran dengan baik, tanpa mengurangi kualitas itu sendiri.
Kepemimpinan korporat atau perusahaan adalah sebuah cara untuk menciptakan budaya kerja yang inovatif dan adaptif, yang mampu menggerakkan karyawannya untuk mencapai tujuan perusahaan. Pemimpin korporat memiliki visi dan cara untuk membuat perusahaan terus meningkat.
Mereka memimpin karyawannya dengan empati dan tidak diskriminatif. Pemimpin korporat menyadari bahwa hubungan leaders dan followers harus harmonis. Tidak ada leader tanpa follower. Follower tidak bisa bergerak jika tidak ada yang mengambil peran sebagai leader.
Pemimpin korporat menurut Bolton, et al (2013) harus memiliki ketegasan. Ketegasan membuat mereka menjadi pemimpin yang kredibel, karena pemimpin yang tegas tidak akan mengubah banyak arah atau tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Hamilton, et al (2016) mengatakan bahwa pemimpin korporat memiliki beberapa kemampuan sebagai berikut: technology savvy, inovatif, dan mereka yang secara tanggap menafsirkan dan merespon ketidakstabilan pasar dengan berbagai kebijakan.
Pemimpin perusahaan besar seperti Sundar Pichai, Tim Cook, Nadiem Makarim, Elon Musk, Tony Fernandez dan Satya Nadella adalah sosok yang mengimplementasikan kepemimpinan korporat secara efektif. Mereka mampu mengelola perusahaan dengan struktur yang besar dengan adaptif, dinamis dan inovatif. Bahkan, keenam perusahaan ini terus menciptakan produk-produk inovatif yang bermanfaat bagi masyarakat. Semua itu tidak terlepas dari peran sosok pemimpinnya yang menciptakan kultur kerja inovatif yang berorientasi ke masa depan.
Kajian kepemimpinan memiliki cakupan yang luas. Sepuluh tipologi kepemimpinan di atas adalah sebagian dari banyaknya jenis kepemimpinan yang saya coba ringkas. Tipologi kepemimpinan yang saya kemukakan memperkaya perspektif kajian kepemimpinan, baik itu kajian teoritis maupun kajian praktis.
Studi kasus dari 10 tipologi kepemimpinan ini melimpah, sehingga bisa menjadi bahan riset yang menarik.
Sepuluh tipologi kepemimpinan di atas juga memberikan konteks dan nuansa terhadap kajian kepemimpinan. Sepuluh tipologi ini dapat menjadi bagian dari analisis atau inti dari analisis dalam riset-riset kepemimpinan kontemporer. Melakukan kajian kepemimpinan terhadap sepuluh tipologi ini harus diperbanyak, sehingga dapat menjadi rujukan atau best practices kepemimpinan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.