Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketahui, 5 Makanan yang Rentan Terkontaminasi Bakteri Salmonella

Kompas.com - 13/04/2022, 10:00 WIB
Dinno Baskoro,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Isu cokelat telur Kinder yang diduga terkontaminasi bakteri salmonella tentu membuat sebagian dari kita khawatir.

Pasalnya, bakteri salmonella merupakan kontaminan yang terdapat di sebagian besar makanan.

Bakteri satu ini dikenal juga sebagai penyakit bawaan makanan yang dapat menyebabkan gejala keracunan makanan seperti kram perut, diare, mual, muntah, hingga kehilangan nafsu makan.

Tentunya kondisi tersebut bisa dicegah jika bahan makanan disimpan, disiapkan sampai diolah dengan benar.

Berikut ini sejumlah bahan makanan yang perlu diperhatikan tata cara penyimpanan hingga pengolahannya, karena rentan terkontaminasi bakteri salmonella.

Baca juga: Apa Itu Bakteri Salmonella, Bahaya dan Penyakit yang Ditimbulkan

1. Daging unggas

Berbagai daging unggas mentah dan dimasak setengah matang punya risiko tinggi menyebabkan keracunan makanan.

Daging unggas seperti bebek, ayam dan kalkun rentan terkontaminasi dua bakteri seperti campylobacter dan salmonella yang ditemukan pada usus dan bulu unggas.

Selama proses pemotongan, bakteri tersebut dapat mencemari daging unggas.

Bahkan penelitian di Inggris, Amerika Serikat dan Irlandia menemukan, 41-84 persen ayam mentah yang dijual di supermarket terkontaminasi bakteri campylobacter dan 4-5 persen salmonella.

Meski demikian, bakteri berbahaya ini dapat hilang sepenuhnya ketika daging diolah dan dimasak dengan benar.

2. Aneka sayuran

Jenis makanan ini bukanlah sumber bakteri, tapi menjadi makanan yang paling rentan terkontaminasi bermacam bakteri, mulai dari E.coli, salmonella dan listeria.

Aneka sayuran dapat tercemar ketika disiram dengan air yang terkontaminasi. Karena air tersebut merembes ke tanah, tempat sayuran itu tumbuh.

Pencemaran bakteri juga dapat terjadi dari peralatan saat mengolah sayuran dengan cara yang tidak higienis.

Karena itu, mengonsumsi sayuran mentah sangat berisiko tinggi untuk menderita keracunan makanan.

Seperti pada tahun 1978 dan 2012 saat terjadi wabah keracunan makanan di Amerika Serikat.

Para peneliti menemukan fakta, 85 persen penyebabnya diketahui berasal dari cara restoran atau fasilitas katering yang menyiapkan makanan dengan cara tidak higienis.

Baca juga: BPOM: Peredaran Coklat Kinder Dihentikan Sementara, Sampai Tak Terbukti Mengandung Salmonella 

3. Susu yang tidak dipasteurisasi

Setiap produk olahan susu diperlukan proses pasteurisasi agar lebih aman dikonsumsi.

Proses pasteurisasi adalah pemanasan cairan atau bahan makanan pada suhu tertentu yang bertujuan membunuh mikroorganisme berbahaya.

Pada tahun 1993 dan 2006 sempat terjadi 1.500 kasus akibat keracunan makanan, 202 rawat inap dan dua kasus kematian.

Semua itu disebabkan karena orang-orang mengonsumsi produk susu termasuk susu segar mentah dan keju yang tanpa melewati proses pasteurisasi.

Bermacam produk susu yang tidak dipasteurisasi berisiko 150 kali lebih tinggi menyebabkan keracunan makanan.

Beberapa bakteri pada produk susu yang dapat terbunuh melalui proses pasteurisasi adalah bakteri brucella, campylobacter, cyrptosporidium, E.coli, listeria dan bakteri salmonella.

4. Telur

Meski telur dianggap sebagai makanan kaya nutrisi dan serbaguna, tapi telur bisa menjadi sumber keracunan makanan jika dikonsumsi mentah atau setengah matang.

Perlu diketahui, telur dapat membawa bakteri salmonella dari induk ayam melalui cangkang telurnya.

Untuk mengurangi risiko keracunan makanan, hindari mengonsumsi telur dengan cangkang yang retak atau terlalu kotor.

Jika memungkinkan, pilih telur yang sudah dipasteurisasi atau hindari mengonsumsinya dalam keadaan mentah.

5. Buah-buahan segar

Sejumlah buah-buahan juga memiliki risiko menyebabkan keracunan makanan akibat bakteri salmonella.

Pada prinsipnya sama seperti sayuran yang tercemar akibat disiram atau dicuci dengan air yang terkontaminasi.

Namun untuk beberapa buah yang tumbuh di tanah alias tidak menggantung pada dahan, berisiko tinggi tercemar bermacam bakteri.

Terutama pada blewah yang memiliki risiko tinggi karena kulit terluarnya kasar dan cenderung berjaring.

Hal tersebut justru memberikan perlindungan bagi bakteri listeria dan lainnya, termasuk salmonella.

Baca juga: Bahaya Infeksi Salmonella pada Anak, Orangtua Perlu Tahu

Mencegah keracunan makanan akibat bakteri salmonella

Beberapa langkah sederhana cukup efektif dalam mencegah keracunan makanan akibat bakteri salmonella.

Hal utama yang perlu diperhatikan adalah soal kebersihannya.

Praktik kebersihan yang baik seperti mencuci bahan makanan bahkan bila perlu memakai sabun pencuci buah dan sayur yang food grade bisa membantu mengurangi risiko.

Kemudian pisahkan semua makanan saat disimpan dan hendak diolah dan masak makanan sampai matang sempurna.

Proses penyimpanan bahan makanan juga tak boleh dilewatkan. Simpan makanan pada suhu 5-60 derajat Celcius adalah suhu ideal untuk pertumbuhan bakteri.

Sementara itu, menyimpan makanan dengan wadah tertutup di lemari es dapat meminimalisir pencemaran bakteri salmonella.

Baca juga: Kinder Surprise Diduga Terkontaminasi, Kenali Bahaya Salmonella

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Healthline
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com