Tim Shankar lantas mengumpulkan materi genetik yang memadai untuk menganalisis DNA dari 62 spesimen king cobra yang ditemukan di seluruh rentang varian populasi.
Para peneliti mengumpulkan sisik dari ular hidup dan mengumpulkan jaringan otot dari ular mati.
Bahkan, mereka juga menemukan DNA dari spesimen ular yang sudah lama mati.
Awalnya, para peneliti melihat gen mitokondria, yang diturunkan dari ibu ke anak, dan mereka mengidentifikasi empat garis keturunan yang berbeda.
Mereka kemudian melihat perbedaan dalam DNA nuklir --DNA yang terkandung dalam setiap inti sel-- antara empat garis keturunan tersebut.
Disimpulkan peneliti, keempat garis keturunan king cobra bukanlah varian regional dari satu spesies, namun secara genetik terpisah satu sama lain.
"Tumpang tindih keragaman genetik dengan wilayah geografis yang terpisah menunjukkan spesies tersebut sudah berevolusi secara terpisah tanpa aliran gen di antara hewan-hewan itu," kata Shankar kepada Telegraph India.
Saat ini, king cobra terdaftar sebagai spesies yang rentan oleh International Union for the Conservation of Nature (IUCN).
Namun, dengan adanya temuan studi terbaru, kemungkinan status king cobra di IUCN akan dikaji ulang.
Baca juga: Serupa tapi Tak Sama, Ini Bedanya King Cobra Vs Cobra
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.