KOMPAS.com - Bagi sebagian orang, membeli barang-barang mewah (luxury goods) seperti tas atau sepatu yang mahal adalah gaya hidup karena mereka telah memiliki penghasilan yang tinggi.
Namun, bagi mereka yang penghasilannya masih di bawah rata-rata, sebaiknya mempertimbangkan banyak hal sebelum memutuskan untuk membeli barang-barang yang terbilang mewah.
Meskipun barang-barang mewah bisa dijadikan koleksi yang kemudian dapat dijual kembali jika kita memerlukan uang, tetapi kita harus tetap bijak agar tidak terjebak dalam sikap yang impulsif untuk berbelanja.
Nah, untuk itu, sebelum membeli barang-barang mewah, ada tiga hal utama yang perlu dipertimbangkan matang-matang sebagai berikut ini.
Jika kita memang sangat ingin membeli barang yang mewah, pastikan kita memiliki tujuan yang pasti. Baik itu untuk investasi jangka panjang atau memang untuk mengapresiasi hasil kerja keras kita.
Seorang beauty expert, Anggie Rassly, pun mengatakan bahwa dirinya mulai membeli barang-barang mewah setelah memiliki penghasilan yang cukup dari hasil kerja kerasnya.
"Saya merasa saya sudah bekerja dengan keras," terangnya saat media gathering bersama Voila di Voila Store, Jakarta Selatan, Selasa (12/4/2022).
"Jadi, tidak ada salahnya untuk mengapresiasi diri dengan berbelanja barang-barang mewah yang saya inginkan," sambung dia.
Sementara itu, fashion expert Caren Delano juga turut membagikan pengalamannya pertama kali membeli barang mewah ketika bekerja di Amerika Serikat (AS).
"Luxury goods itu berarti banget buat saya. Pertama kali saya beli dompet yang branded itu waktu masih jadi waitress di AS," katanya.
"Dua tahun perjuangan saya bekerja akhirnya saya bisa mendapatkan dompet Louis Vuitton yang saya impikan," ujar dia.
Baca juga: Pria dengan Testosteron Tinggi Hobi Belanja Barang Mewah?
Selain bentuk apresiasi, Caren juga menambahkan bahwa membeli barang mewah tidak boleh sekadar hanya untuk gengsi atau pamer semata.
Dia pun menyarankan orang-orang untuk mempertimbangkan nilai, makna, dan cerita dari barang mewah yang mereka beli.
"Akhir-akhir kita sering sekali melihat orang kaya flexing punya barang-barang yang mewah atau branded," ungkapnya.
"Tapi, saya lebih suka melihat orang yang tampil fashionable dengan barang-barang mewah yang memang bernilai dan ada ceritanya," lanjut dia.