Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Sulit Tidur Masyarakat Korea Selatan, Ada Faktor Sejarahnya

Kompas.com - 14/04/2022, 16:00 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

Sumber BBC

KOMPAS.com - Tidur menjadi hal yang menantang bagi sebagian besar masyarakat Korea Selatan.

Begitu sulitnya dilakukan, kecanduan obat tidur sudah menjadi epidemi nasional di negara ini.

Tidak ada statistik resmi tetapi diperkirakan 100.000 orang Korea kecanduan pil tidur, dikutip dari BBC.

Baca juga: Studi: Tidur Siang dapat Tingkatkan Kemampuan Mengingat Anak

Dr Ji-hyeon Lee, psikiater spesialis masalah tidur di Dream Sleep Clinic, Gangnam, Seoul mengatakan sering mendapati kliennya minum 20 pil tidur setiap malam demi bisa terlelap.

"Biasanya butuh waktu untuk tertidur, tetapi orang Korea ingin tidur sangat cepat sehingga mereka minum obat," katanya.

Ketika obat-obatan tidak berguna, alkohol jadi alternatif berikutnya yang memberikan konsekuensi berbahaya.

''Orang tidur berjalan. Mereka pergi ke lemari es dan makan banyak hal tanpa disadari, termasuk makanan mentah,'' kata Dr Lee.

''Bahkan ada kasus kecelakaan mobil di pusat kota Seoul yang disebabkan oleh pasien berjalan sambil tidur.''

Baca juga: Mengatasi Insomnia karena Stres Selama Pandemi

Terlalu banyak bekerja, stres, dan kurang tidur di Korea Selatan

Tidur miring ke kiri ditengarai bisa mengubah kelistrikan jantung.PEXELS/COTTONBRO Tidur miring ke kiri ditengarai bisa mengubah kelistrikan jantung.
Korea Selatan adalah salah satu negara yang paling kurang tidur di dunia.

Negeri ginseng ini jugamemiliki tingkat bunuh diri tertinggi di antara negara-negara maju, konsumsi minuman keras tertinggi dan sejumlah besar orang menggunakan antidepresan.

Ada alasan historis untuk statistik yang kurang baik ini, khususnya dengan statusnya sebagai salah satu negara berteknologi paling maju saat ini.

Baca juga: Cegah Masalah Tidur Setelah Minum Kopi dengan Brokoli

Korea Selatan minim sumber daya alam sehingga kemajuannya didapat dari nasionalisme kolektif sehingga populasinya bekerja lebih keras dan cepat.

Akibatnya, orang-orang menjadi terlalu banyak bekerja, stres, dan kurang tidur.

Ironisnya, kini muncul industri yang menjawab masalah untuk orang yang sulit tidur, yang nilainya berkisar 2,5 miliar dollar AS pada 2019 lalu.

Beragam cara dilakukan agar bisa tidur nyenyak

Ji-Eun adalah salah satu wanita pekerja di Seoul yang juga tidak bisa tidur karena sibuk bekerja.

Sebagai humas, ia bekerja mulai pukul 07.00 hingga 22.00 dan kadang hingga pukul 03.00 dini hari di masa ibuk.

Bosnya juga sering menelepon di tengah malam, meminta sesuatu segera dilakukan.

"Sepertinya saya lupa cara bersantai," katanya.

Baca juga: Pilih Tidur di Sisi Kiri atau Kanan Kasur? Kenali Makna Psikologisnya

Untuk orang seperti Ji Eun ini, pasar di Seoul kemudian penuh dengan berbagai produk yang dikhususkan untuk tidur.

Mulai dari seprai yang nyaman, bantal dengan bentuk optimal hingga apotek menawarkan obat tidur herbal dan tonik.

Di sisi lain, ada yang mencoba melakukan yoga, meditasi dan memahami ajaran Buddha agar bisa tidur.

Banyak anak muda dan usia produktif kemudian datang ke kuil untuk mengelola stres dan beban pikirannya sehingga tidur lebih nyenyak.

.PEXELS/cottonbro .
Meski demikian, para ahli berpendapat gangguan tidur sudah menjadi masalah nasional di Korea Selatan.

Hal ini disebabkan oleh budaya kerja yang tidak masuk akal sehingga tidak seharusnya dipecahkan oleh masing-masing individu.

Solusi nyata untuk gangguan insomnia akut ini dipercaya hanya dapat terjadi melalui perubahan mendasar pada masyarakat.

Baca juga: Awas, Insomnia Picu Risiko Penyakit Jantung Koroner

Sementara itu, Ji Eun akhirnya berhenti bekerja karena tak sanggup terus-menerus kurang tidur dan stres.

Kini ia bekerja sebagai freelance dari rumahnya sembari menjalani pengobatan di klinik tidur untuk mengatasi insomnianya.

''Apa gunanya bekerja begitu keras sekarang karena kita telah menjadikannya sebagai sebuah negara?'' kata i-Eun.

''Kita seharusnya bisa santai." tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com