Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Mengatasi Kecemasan saat Meninggalkan Kebiasaan Pandemi

Kompas.com - 16/04/2022, 18:47 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Setelah dua tahun berlalu, pandemi mulai mereda dan sayup-sayup kabar bahwa kehidupan akan kembali normal mulai terdengar.

Walau kita tidak akan hidup di bawah bayang-bayang pandemi, menjalani masa transisi menuju kehidupan normal bisa menjadi tantangan bagi sebagian orang.

Alasannya adalah kehidupan pandemi, seperti WFH, memakai masker, dan menjaga jarak, sudah menjadi kebiasaan sehari-hari sehingga orang-orang tertentu memerlukan waktu untuk meninggalkannya.

Bahkan, tidak menutup kemungkinan segelintir orang merasakan kecemasan atau stres apabila harus melepaskan masker dan kembali berkantor seperti sedia kala.

Menurut psikolog Matthew Sacco, Ph.D, perasaan cemas meninggalkan pandemi merupakan hal yang lumrah terjadi sebab manusia akan melalui proses adaptasi.

Perasaan itu sama halnya ketika orang-orang di seluruh dunia mau tidak mau menerapkan new normal di awal pandemi supaya terhindar dari infeksi Covid-19.

“Jika Anda telah bekerja atau tinggal di rumah dalam waktu lama, Anda sudah terbiasa dengan lingkungan itu,” katanya.

“Tetapi ketika Anda kembali ke kantor atau keluar rumah, ada lebih banyak lingkungan, termasuk pemandangan, suara, dan bau, yang bisa menjadi asing,” jelas Sacco.

Sacco menerangkan, saat kita meninggalkan suasana pandemi, bisa saja kecemasan kita melonjak karena kita sudah merasa nyaman dengan suasana sebelumnya.

Mengelola emosi saat keluar dari pandemi

Sebenarnya belum ada kepastian kapan pandemi akan berakhir –atau setidaknya status endemi akan diterapkan.

Meski begitu penting bagi kita untuk belajar mengatur emosi. Salah satunya adalah menganggap ketidaknormalan menjadi sebuah hal yang normal.

Sacco mengatakan, mengetahui diri sendiri dan kecenderungan emosional adalah kunci untuk menghadapi semua yang dirasakan selama ini.

“Jika Anda mampu mengelolanya dan merasa positif, pertahankan beberapa latihan perawatan diri,” saran Sacco.

Namun, jika emosi tidak terkontrol, sebaiknya kita berkonsultasi kepada terapis profesional untuk meminta bantuan.

“Butuh waktu dan terkadang (proses adaptasi) bisa lambat. Jaga diri dan pede dengan apa yang Anda lakukan untuk menjaga diri sendiri.”

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com