Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 "Pertanda Buruk" dalam Proses Mendapatkan Pekerjaan Baru

Kompas.com - 17/04/2022, 08:00 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keinginan atau passion memang terkadang tidak mudah.

Bahkan, sekalipun kita sedang melakukan wawancara kerja untuk posisi yang kita inginkan tapi ada hal-hal yang membuatnya terasa tidak tepat.

Sebab, posisi kerja apa pun yang kita lamar, tetap ada kemungkinan bahwa sebenarnya pekerjaan itu tidak cocok dengan kita.

Berikut ini adalah 10 "pertanda buruk" dalam proses pencarian kerja yang yang harus kita perhatikan sejak proses wawancara.

Baca juga: Tips Menjawab Pertanyaan Wawancara Kerja dengan Metode STAR

1. Proses wawancara yang terlalu panjang

Setelah wawancara kerja, penantian untuk mengetahui apakah kita diterima atau tidak di sebuah perusahaan atau tempat kerja biasanya membutuhkan waktu yang lama. 

Tetapi, jika kita menunggu hampir berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan untuk mendapatkan pekerjaan itu, maka kita perlu berpikir dua kali sebelum menandatangani tawaran pekerjaan tersebut.

Kecuali, memang ada alasan yang sangat bagus dari tempat kerja (seperti restrukturisasi atau mungkin akuisisi dan merger dengan perusahaan lain).

Sehingga, tanggapan yang lama dapat menunjukkan bahwa mengisi posisi kita bukanlah prioritas.

2. Tidak yakin dengan calon atasannya

Kita sering kali dapat langsung mengetahui apakah kita akan menjadi anggota integral dari suatu organisasi selama wawancara kerja atau tidak.

Baca juga: 5 Tips Jitu Hadapi Wawancara Kerja untuk Pertama Kali

Jika calon atasan tidak tertarik pada kita atau keterampilan kita, maka kita dapat mempertimbangkan tawaran pekerjaan itu.

Biasanya, setiap orang mengedepankan yang terbaik selama proses wawancara kerja, termasuk pada calon atasan.

Jika atasan kita sudah menunjukkan tanda-tanda sulit sejak awal, kecil kemungkinannya untuk bisa banyak berubah dalam pekerjaan nantinya.

 

3. Pekerjaannya tidak jelas

Ketika kita melamar pekerjaan di posisi pemasaran, misalnya, saat wawancara kita akan menemukan bahwa itu akan berhubungan dengan posisi lainnya seperti public relations, penjualan, atau media sosial.

Tetapi, jika pada saat wawancara calon atasan kita tidak dapat dengan jelas mendefinisikan tugas pekerjaan itu secara luas, maka kita perlu segera mencari pekerjaan lainnya yang lebih jelas.

4. Wawancara yang tidak nyaman

Wawancara kerja harus menjadi pertukaran informasi yang alami.

Pertanyaan bisa diajukan oleh kita maupun pewawancara untuk menilai apakah kita cocok untuk pekerjaan itu.

Baca juga: Saat Wawancara Kerja, Begini Cara Jitu Menjawab Alasan Resign

Masalahnya adalah, jika kita ditanyai terlalu banyak pertanyaan dan itu mendekati pertanyaan wawancara yang ilegal, mungkin kita perlu berpikir dua kali untuk menerima pekerjaan tersebut.

Begitu pula jika kita merasa seperti sedang dipaksa untuk informasi keuangan tentang pekerjaan sebelumnya karena pewawancara kita mungkin hanya mengumpulkan data selama wawancara tanpa tujuan nyata untuk mempekerjakan kita.

 

5. Diberikan terlalu banyak tes

Dalam melamar hampir semua pekerjaan, kita pasti dituntut untuk mengikuti semacam tes.

Meskipun mengikuti tes mungkin bukan aktivitas favorit kita, itu menguntungkan kita dan calon atasan kita.

Calon atasan biasanya dapat melihat apakah kita memiliki keterampilan, pendidikan, dan pengalaman yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan itu, serta bagaimana kita dapat melihat sekilas apa yang mungkin kita lakukan jika kita dipekerjakan.

Baca juga: Tak Bisa Jawab Pertanyaan Saat Wawancara Kerja? Ini Siasatnya...

Tetapi, jika kita diberikan terlalu banyak tes — dan kita mulai merasa seperti melakukan beberapa pekerjaan secara gratis untuk perusahaan yang belum pernah memperkerjakan kita — inilah waktunya untuk tidak mengambil pekerjaan tersebut.

6. Permintaan karyawan yang tinggi

Melihat permintaan karyawan yang tinggi dapat menunjukkan, perusahaan mengalami kesulitan memertahankan karyawannya atau sulit untuk menemukan orang yang tepat untuk sebuah posisi.

Dalam kasus lain, permintaan karyawan yang tinggi juga dapat menunjukkan bahwa pergantian karyawan sering kali menimbulkan masalah.

Meskipun kita dapat bertanya kepada manajer perekrutan apa yang terjadi, kita juga bisa membuka profil LinkedIn orang-orang yang pernah bekerja di sana untuk melihat berapa lama mereka bertahan.

Atau, periksa situs-situs ulasan perusahaan untuk melihat apakah banyak orang yang bermasalah dengan pekerjaan mereka.

Baca juga: Gugup Saat Wawancara Kerja, Ini 3 Cara Jitu Mengatasinya

7. Wajib lembur

Baik dalam postingan kerja atau selama wawancara, penyebutan wajib lembur adalah tanda bahaya pencarian pekerjaan lainnya.

Ini adalah satu hal ketika kita diharapkan bekerja berjam-jam, terutama jika kita adalah karyawan freelance yang tidak akan mendapatkan uang tambahan untuk setiap jam lembur.

Ditambah lagi, pekerjaan yang mengharapkan kita untuk bekerja malam dan akhir pekan kemungkinan tidak akan memiliki keseimbangan kehidupan kerja atau fleksibilitas.

Dan membutuhkan lembur juga dapat menunjukkan bahwa perusahaan dijalankan dengan buruk atau terus-menerus kekurangan karyawan.

8. Menjelek-jelekkan orang lain

Jika orang yang mewawancarai kita menjelek-jelekkan orang lain seperti calon karyawan, karyawan, atau bahkan perusahaan, maka harus mempertimbangkannya lagi.

Pewawancara yang cerdas tidak akan membiarkan hal seperti itu keluar dari mulutnya.

Baca juga: Unggahan di Media Sosial Jadi Penilaian Saat Wawancara Kerja?

Tetapi, salah satu cara untuk mendapatkan kepastian dari bekerja di tempat itu, kita bisa bertanya, "Apa yang disukainya dari bekerja di tempat ini?"

Jika pewawancara harus berhenti terlalu lama untuk memikirkan jawaban atau hanya menemukan sesuatu yang umum, kita harus benar-benar memperhatikan hal itu sebelum mengambil tawaran kerja.

 

9. Masalah uang

Tidak ada pekerjaan yang menarik bagi kita, kecuali gaji.

Meskipun kita mungkin membutuhkan uang, jika kita tidak bersemangat tentang pekerjaan itu, kita mungkin tidak akan menjadi karyawan yang sangat terlibat dan itu bisa muncul dalam pekerjaan kita.

Seiring waktu, atasan kita mungkin memperhatikannya dan kita menemukan diri kita kembali mencari pekerjaan lebih cepat dari yang diinginkan.

Baca juga: Kesan Pertama Saat Wawancara Kerja Jadi Penentu Lolos atau Tidak

Tetapi, ketika kita mendapatkan tawaran pekerjaan yang baik dengan gaji yang rendah, kita juga tetap harus berpikir dua kali sebelum menerimanya atau menggunakan taktik negosiasi yang lebih tepat.

10. Kurangnya transparansi

Calon atasan yang tidak transparan di sekitar isu-isu tertentu bisa menjadi tanda bahaya.

Misalnya, jika kita meminta untuk bertemu dengan tim sebelum menerima posisi kerja tetapi calon atasan tidak mengizinkan, itu adalah tanda bahaya.

Dan, begitu kita menerima tawaran kerja, kita harus meminta untuk melihat buku pegangan perusahaan untuk mendapatkan gambaran tentang kebijakan yang akan kita patuhi.

Tetapi, jika calon atasan tidak mau memberikannya kepada kita, maka berhati-hatilah.

Terakhir, jika kita mendapatkan tawaran tetapi tidak pernah menerimanya secara tertulis, itu adalah tanda bahaya lainnya.

Lalu, jika tawaran tertulis sangat bervariasi dari apa yang dibahas dalam wawancara atau apa yang ada di lowongan pekerjaan, itu juga merupakan red flag lainnya yang perlu kita ketahui.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com