Dalam satu kesempatan, Busser membicarakan soal masa depan desain horologi.
"Di satu sisi, pemain besar akan berfokus pada produk ikoniknya, sedangkan di sisi lain sekelompok kecil pengrajin kreatif akan menulis bab baru dalam sejarah pembuatan jam," jelasnya, seperti dilansir laman Highsnobiety.
View this post on Instagram
Busser juga menekankan pentingnya setiap pembuat jam untuk menempatkan banyak kreator produk dan pengambil risiko di jajaran eksekutif.
Lalu, apakah pertumbuhan merek jam independen dengan konsep dan ide yang lebih modern akan terjadi?
"Selama pemasar dan direktur keuangan yang mengatur bisnis, hal itu tidak mungkin terjadi," tutur Busser.
"Bahkan sebagian besar pembuat jam independen pendatang baru merancang arloji yang lebih kurang mirip jam saku di abad ke-19 atau bahkan abad ke-18."
"Saya lelah melihat tren vintage ini akan menghambat kreativitas di industri jam tangan setidaknya selama lima hingga 10 tahun ke depan," imbuhnya.
2. De Bethune
Namun, pembuat jam Swiss itu menawarkan sesuatu yang sedikit lebih spiritual.
Melalui karyanya yang dinamai "Kind of Blue", De Bethune seolah-olah memanfaatkan keterikatan emosional pecinta jam pada suatu warna.
Nama Kind of Blue diambil dari album musisi jazz Amerika, Miles Davis berjudul sama yang dirilis pada 17 Agustus 1959.
Di samping menyuguhkan estetika kontemporer, De Bethune juga memberikan ornamen unik berupa bebatuan luar angkasa yang cantik.
Kita ambil contoh DB28 Kind of Blue Tourbillon Meteorite yang dilepas pada 2017.
Pada arloji tersebut, terdapat sepotong batu meteorit yang jatuh dari luar angkasa sekitar 4.000 tahun lalu.
Batu meteorit ini kemudian dioksidasi, dipotong, dan didekorasi sedemikian rupa demi menghasilkan citra kosmos di bagian dial.
Terlepas dari bahasa desain yang futuristik itu, De Bethune masih mempertahankan estetika yang cenderung klasik pada berbagai model arloji lain.
Denis Flageollet, master watchmaker sekaligus salah satu pendiri merek menilai, rata-rata konsumen De Bethune menyukai arloji yang dibuat dengan cermat dan penuh keahlian.
Konsumen mencari timepiece yang nyaman ketika dipakai beraktivitas, meskipun beberapa orang menganggap jam tangan buatan De Bethune adalah karya seni yang berlebihan untuk penggunaan sehari-hari.
View this post on Instagram
Gaya kontemporer pada desain tradisional inilah yang membuat De Bethune istimewa.
Teknologi floating lug yang diperkenalkan --misalnya, dirancang sangat fleksibel sehingga dapat disesuaikan dengan segala bentuk dan ukuran pergelangan tangan.
Hampir setiap detail di bagian dial dibuat sendiri oleh perusahaan, mulai dari kumpulan bintang yang dipotong menggunakan laser, jalur galaksi Bima Sakti, hingga jembatan berbentuk delta.
Komponen logam yang teroksidasi dipanaskan pada suhu yang berbeda agar terlihat seragam dengan paduan logam lainnya.
3. Urwerk