"Jauh lebih mudah bagi kita untuk memberikan nasihat kepada orang lain daripada diri kita sendiri ketika kita mengobrol," terangnya.
"Distanced self-talk menggunakan bahasa yang mengubah perspektif kita untuk berbicara kepada diri sendiri atau lebih mirip dengan bagaimana kita akan berkomunikasi dengan orang lain yang kita sayangi," sambung dia.
Kita misalnya bisa mengatakan pada diri sendiri dengan kalimat, "Kamu pasti bisa!", bukan dengan kata "Aku."
Dengan menerapkan itu, kita dapat mengatasi masalah secara efektif tanpa memarahi diri sendiri dalam prosesnya.
Tips lainnya dari Kross adalah memberi jarak pada pikiran terhadap bagaimana perasaan kita menghadapi masalah yang terjadi.
"Ketika masalah sedang terjadi, kita sering merasa kewalahan dan sulit terbebas dari kecemasan. Karenanya kita disarankan untuk mengambil jarak sebentar," kata Kross.
Misalnya, ketika kita bangun di tengah malam dengan perasaan khawatir atau kewalahan (pengalaman yang sangat umum), kita bisa bertanya pada diri sendiri: bagaimana perasaanmu tentang besok pagi?
"Selalu lebih baik di pagi hari," katanya.
"Ini akan memberi kita harapan bahwa keadaan kita bisa membaik dan harapan dapat menjadi penangkal ampuh untuk obrolan yang negatif," tambah Kross.
Kross mengatakan bahwa ritual adalah alat melawan suara negatif yang kuat.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.