Pohon lilin tersebut melewati proses casting, yaitu diberi lapisan berupa material emas sehingga menjadi pohon emas.
"Proses ini dilanjutkan dengan kitting, jadi kita mencocokkan komponen-komponen dari perhiasan tersebut menjadi satu perhiasan utuh."
"Lalu, ada proses assembly atau perakitan masing-masing komponen dalam satu perhiasan," ujarnya.
Lebih jauh, Rendra menjelaskan perhiasan itu akan dipoles (proses polishing) untuk membuat emas hasil casting tidak tampak kusam.
Perhiasan emas yang sudah dipoles kemudian dipasang batu (stone setting), melalui proses grafir dan final polishing alias dipoles lagi untuk kedua kalinya.
"Perbedaan di CMK dengan perusahaan perhiasan lain, kita melakukan pemolesan dua kali (sebelum dan sesudah dipasang batu)," sebutnya.
"Apa tujuannya? Supaya perhiasan yang dihasilkan itu memiliki kilau yang lebih maksimal karena lebih halus."
Setelah dipoles, ada proses plating untuk melapisi perhiasan agar semakin berkilau. Konsep ini, menurut Rendra, hampir sama seperti proses coating pada mobil.
"Dari semua proses yang tadi disebutkan, ada quality control di setiap proses untuk memastikan kualitas perhiasan terjaga."
"Di akhir juga kita lakukan final quality control untuk menentukan apakah perhiasan sudah layak dijual ke konsumen atau tidak," papar dia.
Apabila ditotal, terdapat 55 parameter yang harus diperiksa guna memastikan kelayakan jual perhiasan.
Jika ada cacat pada perhiasan, maka perhiasan itu akan diperbaiki atau dibikin ulang dari awal.
Begitu disetujui, perhiasan-perhiasan tersebut siap didistribusikan ke setiap gerai CMK (Frank & Co, Mondial, dan The Palace) yang ada di Indonesia.
Baca juga: Terinspirasi dari Kipas, Ini Koleksi Perhiasan Berlian Mondial
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.