Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Berpuasa Kita Lebih Mudah Emosi? Ini Penjelasannya

Kompas.com - 20/04/2022, 09:26 WIB
Dinno Baskoro,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tantangan terbesar saat menjalani ibadah puasa bukanlah menahan haus dan lapar. Tetapi, menjaga mood dan emosi agar tetap stabil.

Perubahan suasana hati yang terjadi saat berpuasa merupakan hal yang normal. Selama berpuasa, kita membatasi asupan makanan yang dikonsumsi hanya pada saat matahari tenggelam (berbuka puasa) sampai terbitnya fajar (sahur).

Alasan kita menjadi lebih mudah emosi dapat digambarkan melalui penjelasan ilmiah yang terjadi ketika pola makan berubah selama Ramadhan.

Sebagaimana dilansir Arabia Weather, tubuh manusia mengubah makanan yang dikonsumsi menjadi asam amino, lemak, dan gula, menjadi energi.

Ketika pasokan ini berkurang, tubuh mulai mengirimkan sinyal yang mengarah pada reaksi fisiologis tubuh terhadap apa yang dibutuhkannya dari makanan.

Perubahan ini tak cuma memberikan sinyal dengan munculnya perasaan haus dan lapar, tapi juga menyebabkan perubahan suasana hati.

Baca juga: Tips Berpuasa untuk Penderita Diabetes

Penyebab perubahan suasana hati saat berpuasa

Selama puasa, tubuh mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang menyebabkan perubahan suasana hati. Faktor pemicunya adalah sebagai berikut:

1. Kecanduan minuman manis atau berkafein

Kecanduan minuman berkafein seperti teh, kopi dan minuman bersoda membuat orang yang berpuasa merasa gelisah.

Kondisi ini seringkali ditandai dengan perasaan energi yang rendah dan marah karena kadar kafein dalam tubuhnya berkurang.

2. Kurang tidur

Mengganti waktu tidur di siang hari sebenarnya bisa mengurangi kurang tidur selama Ramadhan. Namun sebenarnya, hal tersebut bisa menyebabkan ketidakseimbangan jam biologis tubuh.

3. Gangguan penyakit

Meningkatnya asam lambung, gangguan pencernaan, sakit kepala, atau merasa lemas akibat penyakit tertentu bisa menyebabkan perubahan suasana hati.

4. Meningkatnya kadar keton

Bahan kimia ini dilepaskan otak untuk melindunginya dari kekurangan glukosa yang terjadi saat berpuasa.

Peningkatan sekresi keton ini menyebabkan beberapa perubahan suasana hati, terutama di awal hari-hari puasa.

Terlepas dari itu semua, penelitian membuktikan bahwa efek psikologis tersebut sering muncul di hari-hari pertama puasa.

Setelahnya tubuh segera menyesuaikan diri dengan pola makan tersebut dan segalanya mulai membaik.

Baca juga: 6 Jenis Makanan yang Membuat Suasana Hati Jadi Bahagia, Apa Saja?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com