Tes HPV dapat mengungkapkan perubahan sel yang dapat menyebabkan kanker serviks.
Sedangkan papsmear berfungsi mencari perubahan prakanker pada sel-sel di serviks.
Infeksi HPV, yang menjadi pemicu kanker serviks, menyebar lewat aktivitas seksual.
Menurut National Cancer Institute, risiko infeksi HPV lebih tinggi pada wanita yang aktif secara seksual sebelum usia 18 tahun dan orang yang memiliki enam atau lebih pasangan seksual.
Menggunakan metode kontrasepsi penghalang, seperti kondom atau dental dam dapat membantu melindungi dari infeksi HPV.
Meski demikian, risiko infeksi HPV masih muncul dari area tubuh yang tidak terlindungi seperti kulit genital atau sekitar anus.
Zat beracun dalam asap pembakaran tembakau dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga sulit membunuh sel kanker.
Selain itu, racun dari rokok juga dapat merusak atau mengubah DNA sel sehingga tumor dapat berkembang.
Riset tahun 2019 membuktikan, perokok pasif dan memiliki pasangan seksual yang merokok dapat meningkatkan risiko kanker serviks.
Baca juga: Vitamin C Mampu Turunkan Risiko Kanker
Alasannya, nikotin dan zat berbahaya lain dalam tembakau bisa masuk ke serviks lewat air mani yang mengganggu kekebalan tubuh.
Menerapkan pola makan sehat bisa menjadi cara mencegah kanker serviks secara alami.
Sejumlah nutrisi yang disarankan antara lain:
Kita juga dianjurkan menghindari makanan dengan indeks glikemik (GI) yang lebih tinggi untuk mencegah kanker serviks.
Baca juga: Tes Kanker Terbaru Tunjukkan 1 dari 4 Kanker Serviks Dapat Dicegah
Penelitian tahun 2021 menunjukkan konsumsi makanan tinggi inflamasi, seperti lemak jenuh dan gula, dapat meningkatkan kemungkinan bakterial vaginosis yang berkaitan dengan peningkatan risiko kanker serviks.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.