Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/04/2022, 11:06 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Gigitan cobra ini bersifat mengancam jiwa karena mengandung neurotoksin dalam volume yang signifikan. Kematian akibat racun ular tersebut dapat terjadi dalam waktu 30 hingga 120 menit.

8. Cobra samar (0,21 mg per kg)

Cobra samar (Naja samarensis) adalah spesies cobra yang berasal dari pulau Mindanao dan Visayas di Filipina. Habitat spesies ini berkisar dari dataran tropis hingga hutan pegunungan.

Makanan utama cobra samar adalah hewan pengerat. Sesekali ular itu juga memakan reptil dan katak.

Racun neurotoksin dan sitotoksin cobra samar dapat menyebabkan kematian akibat kegagalan pernapasan.

Saat terancam, ular ini dapat menyemprotkan racun ke target yang dihadapinya. Jika racun masuk ke mata dan tidak segera dikeluarkan, maka bisa terjadi kebutaan permanen.

9. Cobra Filipina (0,14 mg per kg)

Cobra Filipina berasal dari wilayah utara Filipina.

Termasuk dalam kategori cobra yang penyembur (spitting) untuk mengeluarkan racun, ular ini tinggal di berbagai habitat termasuk dataran rendah, padang rumput, hutan lebat, ladang tanaman, dan juga pemukiman manusia.

Kendati demikian, cobra Filipina lebih senang tinggal di dekat sumber air. Makanan utama binatang ini adalah hewan pengerat kecil dan katak.

Racun cobra Filipina adalah neurotoksin postsinaptik yang murni dan kuat, dapat memicu kematian akibat kegagalan pernapasan.

Ular ini bisa meludahkan racunnya hingga jarak 2,98 meter.

10. Cobra Kaspia (0,10 mg per kg)

Cobra Kaspia (Naja oxiana) adalah spesies cobra paling berbisa di dunia dan terdapat di Turkmenistan, Tajikistan, Uzbekistan, Kirgistan, dan sebagian Iran, Pakistan, Afghanistan, dan India.

Habitat alami cobra Kaspia adalah kaki pegunungan berbatu dan semi kering di ketinggian hingga 3.000 meter di atas permukaan laut.

Ular ini adalah perenang dan pemanjat yang handal. Mamalia kecil, burung, dan amfibi adalah mangsa Elapidae berbisa tersebut.

Tergolong spesies yang agresif dan memiliki temperamen buruk, cobra Kaspia akan melebarkan tudungnya, bergoyang dan mendesis serta menyerang berulang kali jika terancam.

Racun cobra Kaspia dapat memicu neurotoksisitas parah, nyeri, dan pembengkakan. Kematian terjadi jika tidak diobati.

Di Asia Tengah, cobra Kaspia bertanggung jawab atas sejumlah besar kematian terkait gigitan ular.

Baca juga: Ini 10 Jenis Ular Cobra Terbesar di Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com