Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/04/2022, 11:06 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Banyak dari kita yang akan merinding ketakutan ketika mendengar kata ular cobra. Wajar memang, cobra memang berada di antara kelompok ular yang memiliki racun paling mematikan di dunia.

Cobra adalah sebutan yang umum yang merujuk pada sekelompok ular Elapidae yang sebagian besar berasal dari genus Naja.

Satu-satunya cobra yang bukan bagian dari keluarga genus Naja yaitu king cobra (Ophiophagus hannah). Ular ini merupakan satu-satunya spesies genus Ophiophagus.

Dari sekian banyak ular dengan embel-embel "cobra", terdapat 10 spesies yang sangat berbisa dengan nilai LD50 atau lethal dose (dosis mematikan) 50 persen.

LD50 mewakili dosis racun cobra yang diperlukan untuk merenggut nyawa 50 persen anggota populasi yang diuji.

Semakin kecil angka LD50 yang ditemukan pada seekor ular cobra, itu menandakan racun ular tersebut semakin kuat.

Berikut ini 10 spesies ular cobra yang paling beracun di dunia.

1. Equatorial spitting cobra (0,6 mg per kg)

Equatorial spitting cobra atau cobra penyembur khatulistiwa ditemukan di negara Thailand, Filipina, Brunei, Indonesia, dan Singapura.

Ular dengan nama ilmiah Naja sumatrana ini juga disebut kobra hitam, kobra sumatra, kobra melayu, atau kobra khatulistiwa.

Habitat ular ini adalah hutan primer dan sekunder yang terletak pada ketinggian hingga 1.493 meter di atas permukaan laut.

Beberapa equatorial spitting cobra juga hidup di dekat pemukiman manusia. Makanan utama ular itu sebagian besar hewan pengerat, serta ular lain, mamalia kecil, dan kadal.

Ketika terancam, cobra ini akan meludahkan racun atau menggigit. Racun itu terdiri dari campuran neurotoksin, sitotoksin, dan kardiotoksin yang dapat menyebabkan kematian jika tidak ditangani.

2. Cobra bermata satu atau monocled cobra (0,47 mg per kg)

Kobra penyembur India (Naja kaouthia), disebut bermata satu karena bagian tudungnya memiliki pola lingkaran seperti mata tunggal. 

Ular ini tersebar di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Mampu beradaptasi dengan habitat yang luas, monocled cobra adalah ular terestrial yang memakan mamalia kecil, ular, amfibi, dan reptil.

Monocled cobra akan bersiap menyerang untuk membela diri ketika terancam. Bisa ular itu sangat beracun dan merupakan campuran kompleks dari neurotoksin, kardiotoksin, dan mikotoksin.

3. Cobra tanjung (0,37 mg per kg)

Cobra tanjung (Naja nivea) adalah cobra endemik di Afrika bagian selatan, di mana binatang itu hidup di berbagai habitat seperti sabana, padang semak, gurun, dan daerah semi-gurun.

Ular berwarna kuning ini memiliki basis mangsa yang luas dan berburu pada siang hari.

Racun yang berbahaya, ditambah dengan kebiasaannya mengunjungi rumah-rumah manusia menjadikan cobra tanjung atau cape cobra sebagai salah satu ular paling ditakuti di Afrika.

Komponen neurotoksin dan sitotoksin pada racun cobra tanjung, disertai gigitan yang kuat dapat menyebabkan kematian tanpa penanganan yang tepat.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com