Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Cara Mengatasi Tantrum pada Anak, Orangtua Tidak Perlu Marah-marah

Kompas.com - 25/04/2022, 06:33 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

3. Apresiasi anak

Salah satu indikator orangtua yang baik dapat dilihat dari pola asuhnya kepada anak.

Dalam hal ini, apresiasilah perilaku anak yang baik, termasuk ketika ia tidak melakukan sesuatu yang biasa-biasa saja.

Mengapresiasi anak tidak selalu diwujudkan dalam bentuk hadiah. Orangtua cukup memuji atau memberikan pengakuan atas perilaku baik yang dilakukan anak.

4. Ajari anak mengekspresikan diri

Bantulah anak untuk memvalidasi sesuatu yang sedang rasakan dan untuk ekspresi verbal, bukan fisik.

Dengan mengajarinya bercakap-cakap, anak dapat menemukan cara untuk melepaskan perasaan dengan cara yang lebih baik.

5. Kenali faktor pemicu tantrum

Yang namanya sebab, pasti akan menimbulkan akibat. Prinsip yang sama juga berlaku untuk mencegah tantrum pada anak.

Karena orangtua adalah sosok yang terdekat dengan anak, tentu mereka dengan mudah bisa mengetahui faktor pemicu tantrum.

Sebagai contoh, bila tantrum sering terjadi sebelum berangkat sekolah sebaiknya orangtua mengajari anak untuk menata rutinitas paginya.

Beri tahu kapan anak jam berapa ia akan berangkat sekolah dan apresiasi usahanya bila mematuhi nasihat dari orangtua.

6. Family time

Terkadang untuk memberikan sesuatu yang terbaik untuk anak tidak melulu soal barang atau uang.

Cukup luangkan waktu untuk makan malam dengan menu favorit keluarga dan menonton serial atau film bersama.

Baca juga: 5 Cara agar Tenang dan Terkendali Saat Anak Tantrum

Tanda tantrum yang perlu diwaspadai

Walau tantrum adalah hal yang normal terjadi pada anak, tidak berarti perilaku emosional ini bisa disepelekan.

Sebenarnya tantrum mulai berkurang ketika anak berusia sekitar tujuh tahun.

Di fase itu, anak sudah cukup besar dan memiliki keterampilan verbal untuk mengomunikasikan perasaannya.

Jika itu tidak terjadi atau anak mulai membahayakan diri sendiri atau orang lain, sebaiknya orangtua waspada.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com