KOMPAS.com - Saat anak menginjak usia pra-remaja, pola asuh orangtua pun harus disesuaikan.
Pasalnya, meski belum menjadi remaja, anak tersebut bukan lagi anak kecil. Tentu, akan ada yang berubah dari diri anak kita.
Anak seusia ini juga mulai memandang dirinya “sudah besar” dan tak ingin disebut anak kecil lagi.
Memang, anak pra-remaja masih perlu memelajari banyak hal.
Namun, untuk membuat anak merasa nyaman dan dipahami dengan perubahan yang terjadi pada dirinya, orangtua perlu menghindari beberapa hal saat mengasuhnya.
Baca juga: Anak Remaja Dijauhi Teman, Apa yang Perlu Dilakukan Orangtua?
Berikut 10 hal yan perlu dihindari orangtua saat mengasuh anak usia pra-remaja.
Saat anak masih duduk di kelas 3 SD ke bawah, tugas sekolah mungkin akan sulit diselesaikan tanpa bimbingan dari orangtuanya.
Namun jika anak sudah memasuki usia pra-remaja, ia harus melakukannya sendiri, sebisanya.
Kita tetap bisa membimbingnya secara tak langsung sambil tetap membiarkan ia menulis dan mengerjakan tugasnya.
Seorang pra-remaja yang memiliki perkembangan emosional yang baik seharusnya tahu mana yang salah dan sebaliknya.
Ia harus tahu kalau ia harus diam saat makan di luar dan tidak membuat kekacauan di rumah orang lain.
Jadi, jangan maklumi kesalahannya dengan kata, “namanya juga anak-anak.”
Memasiki usia pra-remaja, anak mulai memiliki pendapatnya sendiri. Otonomi itu penting, dan sebagai orangtua, kita harus mengajarkannya.
Baca juga: 7 Cara Cegah Anak Remaja Jadi Pelaku Kekerasan
Ingat, usia pra-remaja adalah saat-saat diri merasa canggung dan anak mungkin tidak ingin foto memalukannya dibagikan kepada 500 teman terdekat kita.
Jika ingin mengunggahnya, mintalah izinnya.