KOMPAS.com - Menginjakkan kaki di Bulan mungkin tak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Namun, rupanya seseorang tetap bisa menyimpan “kenang-kenangan” dari Bulan.
Ya, baru-baru ini, seseorang berhasil mendapatkan sampel debu bulan yang dikumpulkan oleh astronot Neil Armstrong dalam misi Apollo 11, misi pertama dimana manusia menginjakkan kaki di Bulan untuk pertama kalinya.
Debu bulan tersebut terjual dengan harga 504.375 dolar AS, atau sekitar Rp 7,2 miliar dalam sebuah pelelangan yang digelar rumah lelang Bonhams.
Kendati demikian, jumlah tersebut rupanya ada di bawah perkiraan, yaitu antara 800.000 dolar AS (sekitar Rp 11,48 miliar) hingga 1,2 juta dolar AS (sekitar Rp 17,2 miliar)
Sampel debu Bulan ini tiba di Bumi pada 1969, ditempatkan di semacam kantong yang digunakan untuk menampung sampel Bulan pertama yang berhasil dikumpulkan.
Diketahui, sampel itu dikumpulkan sebagai sampel kontingensi jika misi perlu dipersingkat karena alasan tertentu.
Soal ukuran, debu ini memiliki ukuran super kecil, hingga Bonhams pun tak dapat menentukan total beratnya.
Lalu menurut laporan NBC News, saat Armstrong pulang dari misi Apollo 11, ia membawa debu bulan di dalam tas yang dipinjamkan ke museum luar angkasa di Kansas, lapor NBC News.
Namun, debu itu disita oleh United States Marshals Service di Kansas, setelah direktur museum dihukum karena menjual artefak curian, hingga akhirnya pada tahun 2015, tas tersebut dijual di lelang dan dibeli seharga 995 dolar AS (sekitar Rp14,2 juta) oleh Nancy Lee Carlson.
Segera setelah pembeliannya, Carlson mengirim tas itu ke NASA untuk diautentikasi. Namun, NASA menolak mengembalikan tas itu ketika mereka menyadari bahwa debu itu berasal dari Apollo 11.
Carlson pun menggugat NASA atas perampasan properti dan menang pada 2016. Ketika sampel dikembalikan kepadanya, ia menjual tas itu pada 2017 di lelang Sotheby di New York seharga 1,8 juta dolar AS (sekitar Rp 25,84 miliar).
Akhirnya, partikel kecil itu dijual di Bonhams' Space History Sale dengan harga panawaran sebesar 400.000 dolar AS (sekitar Rp 5,74 miliar), dengan harga akhir yang sudah termasuk biaya dan premi pembeli.
Debu bulan tersebut dijual bersama dengan benda luar angkasa lainnya, termasuk artefak dari peluncuran Sputnik, serta tanda tangan dan foto para astronot.
Penjualan tersebut secara resmi mengakhiri sejarah rumit sampel itu sejak kedatangannya di Bumi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.