KOMPAS.com - Anak yang berteriak histeris dan meluapkan emosinya karena tantrum saat dibawa mudik Lebaran memang merepotkan orangtua.
Perilaku anak yang sulit diprediksi membuat orangtua menjadi frustasi, bahkan mengganggu orang-orang di sekitarnya jika tidak segera diatasi.
Satu-satunya cara supaya anak tidak rewel adalah dengan meredakannya.
Tapi, mengendalikan anak tantrum supaya berhenti berteriak tidak semudah yang dibayangkan.
Baca juga: 6 Cara Mengatasi Tantrum pada Anak, Orangtua Tidak Perlu Marah-marah
Bagi orangtua yang selama ini bingung mencegah dan menghadapi tantrum pada anak, dokter anak asal Cleveland Clinic, Svetlana Pomeranets mempunyai beberapa saran.
Sebelum mengetahui cara menghadapi anak tantrum, orangtua harus menyadari bahwa tantrum lumrah terjadi selama proses tumbuh-kembang anak.
Pomeranets mengatakan, tantrum biasa terjadi ketika anak masih berusia 1-4 tahun.
Itu terjadi sebab anak yang masih balita mengalami masa pertumbuhan yang cepat, baik secara fisik, mental, dan sosial.
Selama waktu tersebut, sebagian besar anak mengembangkan nalar dan mulai melakukan sesuatu untuk dirinya sendiri.
“Ketika keinginan anak untuk melakukan sesuatu tidak sesuai dengan kemampuannya, sering kali timbul frustasi,” kata Pomeranets.
"Lebih jauh lagi, anak biasanya tidak memiliki keterampilan bahasa untuk meminta bantuan jika keadaan tidak berjalan lancar."
Baca juga: Kapan Perilaku Tantrum Anak Perlu Diwaspadai?
Karena alasan itulah muncul jarak antara keinginan dan kemampuan anak yang menyebabkan frustasi, perilaku sulit diatur, dan timbulnya amukan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.