KOMPAS.com - Influencer dan sosialita Rusia menghancurkan tas Chanel mereka sebagai bentuk protes setelah rumah mode mewah itu melarang orang Rusia membeli barang baru, imbas dari perang yang berlangsung di Ukraina.
Beberapa wanita Rusia juga diketahui membagikan video diri mereka sedang menggunting barang dari merek mewah tersebut.
"Bye-bye," kata model asal Rusia, Victoria Bonya, dalam sebuah video Instagram yang dia bagikan pada Rabu setelah mengklaim bahwa Chanel House tidak menghormati kliennya.
Dia pun menatap ke kamera sambil melambaikan gunting di udara setelah memotong tas kecil klasiknya yang berwarna hitam menjadi dua.
"Belum pernah melihat merek apa pun yang bertindak begitu tidak sopan terhadap klien mereka seperti @chanelofficial," tambahnya.
Baca juga: Buntut Serangan ke Ukraina, LVMH, Kering, Hermes, dan Chanel Angkat Kaki dari Rusia
View this post on Instagram
Sementara itu, desainer interior dan influencer Rusia, Liza Litvin, juga mengeluhkan pengalamannya yang ditolak saat berbelanja tas Chanel saat berada di sebuah mal di Dubai.
"Mereka meminta rincian identitas saya dan saya memberikan nomor telepon Rusia saya," terangnya.
“Selanjutnya, manajer mengatakan bahwa mulai hari ini mereka menjual kepada orang Rusia hanya jika mereka menandatangani perjanjian untuk tidak memakai barang-barang mereka di Rusia," ujar dia.
Kantor perusahaan Prancis Chanel mengonfirmasi kebijakan baru yang diterapkan karena sanksi Uni Eropa dan Swiss terhadap penjualan barang-barang mewah ke Rusia.
"Pembatasan sanksi terbaru dari Uni Eropa dan Swiss melarang penjualan — baik secara langsung atau tidak langsung — barang-barang mewah kepada badan hukum atau badan mana pun di Federasi Rusia atau untuk digunakan di Federasi Rusia," kata perusahaan itu dalam sebuah penyataan.
View this post on Instagram
Pelanggan sekarang diminta untuk mengonfirmasi bahwa produk yang mereka beli tidak akan digunakan di Rusia.
"Kami memahami bahwa langkah-langkah ini, yang ditujukan untuk mematuhi persyaratan hukum, dapat menimbulkan ketidaknyamanan tertentu bagi beberapa pelanggan," ungkap pihak Chanel.
"Kami saat ini bekerja untuk meningkatkan prosedur dan meminta maaf atas kesalahpahaman dan ketidaknyamanan terkait," lanjutnya.
Untuk memprotes "Russophobia", mantan klien Chanel menghancurkan produk mereka di depan jutaan orang.
Pembawa acara dan aktor TV Rusia, Marina Ermoshkina, menggunakan gunting kebun untuk memotong tas tangan berwarna abu-abu gelap guna mendukung negaranya.
"Tidak ada satu tas pun, tidak ada satu pun yang sepadan dengan cintaku untuk Tanah Airku," jelasnya dalam keterangan di Instagram-nya.
View this post on Instagram
"Itu tidak sepadan dengan rasa hormat saya untuk diri saya sendiri. Saya menentang Russophobia, saya menentang merek yang mendukung Russophobia," sambung dia.
Ermoshkina menambahkan bahwa Chanel hanyalah aksesori. Namun, melarang orang-orang Rusia menggunakannya adalah bentuk diskriminasi yang tidak bisa ditoleransi.
"Bagaimanapun, yang utama adalah prinsip dan bukan apa yang ada di tangan kita, tetapi apa yang ada di dalam diri kita," imbuh dia.
Baca juga: Imbas Perang Ukraina, Sosialita Rusia Gagal Belanja Tas Mewah Chanel
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.