KOMPAS.com - Mungkin kita masih ingat dengan resolusi kebugaran yang kita buat di awal tahun baru.
Sekarang, kita sudah memasuki pertengahan tahun 2022. Kira-kira, apakah resolusi tersebut sudah menuai hasil? Atau justru gagal total?
Sering kali banyak orang tidak dapat mematuhi resolusi tahun baru karena membuat tujuan yang tidak realistis.
Akibatnya, kita menjadi putus asa atau tidak dapat bertanggung jawab terhadap tujuan kebugaran yang sudah ditetapkan.
Demikian dikatakan Lindsay Ogden, pelatih pribadi di klub kesehatan Life Time.
Agar sukses dalam mencapai tujuan kebugaran, kita perlu menerapkan metode SMART, yaitu:
Ogden juga menyarankan untuk menambahkan emosi atau emotion. "Emosi akan membuat tujuan kebugaran lebih nyata," katanya.
Akan lebih baik jika kita sudah merencanakan tujuan kebugaran dalam pikiran kita.
Jika belum, 10 tujuan kebugaran yang disarankan pakar dan pelatih profesional ini mungkin cocok bagi kita.
1. Berolahraga 12 hari dalam sebulan
Namun, sulit untuk menjaga motivasi berolahraga, terutama jika kita tidak aktif sementara waktu.
Maka dari itu, Donavanik menyarankan untuk menetapkan tujuan yang lebih kecil yang bisa dipertahankan, seperti berolahraga tiga kali seminggu.
Buatlah jadwal setidaknya 12 hari di bulan depan untuk berolahraga.
Kemudian, manfaatkan fitur pengingat atau reminder di ponsel, sehingga pada hari yang sudah ditetapkan kita tidak lupa untuk berolahraga.
Supaya dapat bertanggung jawab atas tujuan kebugaran kita, bagikan tujuan tersebut dengan teman.
Atau, buatlah kompetisi kecil-kecilan dengan teman untuk melihat siapa yang dapat menyelesaikan latihan 12 hari itu lebih cepat.
Setelah tujuan kecil ini selesai, kita dapat menilai kembali dan menyesuaikan tujuan dengan menargetkan latihan 16 hari dalam sebulan, menurut Donavanik.
Baca juga: Jangan Asal-asalan, Ini Durasi Olahraga yang Ideal Menurut Ahli
2. Berlari 1,6 km secara bertahap dalam enam minggu
Begitu penjelasan Hannah Clausen, NASM-CPT, direktur pembinaan di Macros Inc.
Membangun daya tahan kardiovaskular meningkatkan kesehatan tulang, jantung, dan kekebalan tubuh sekaligus mengurangi risiko penyakit jantung dan diabetes tipe 2.
Tentu, menetapkan target berlari sejauh 1,6 kilometer secara langsung tidak mudah.
Maka, Clausen menyarankan untuk berfokus pada jarak yang lebih pendek, entah 400 meter atau 800 meter lebih dulu.
Dari situ tingkatkan jarak secara bertahap setiap minggu dan lacak perkembangan latihan dengan menuliskan seberapa jauh kita bisa berlari tanpa henti.
Tidak perlu berlari dengan kecepatan tinggi, Clausen mengingatkan kita untuk memertahankan kecepatan yang stabil.
3. Mencoba latihan baru hingga menemukan yang disukai