KOMPAS.com - Mertua adalah "orangtua kedua" bagi siapa pun yang sudah menikah. Namun, ini tidak menjamin menantu selalu akur dengan mertuanya.
Karena hal itu, beberapa orang cenderung enggan bertemu mertuanya -misalnya saat Hari Raya Idul Fitri tiba. Bersilaturahmi saja malas, apalagi melakukan tradisi sungkeman?
Supaya hal itu tidak terjadi dan Lebaran terasa semakin hangat, sebagai orang yang lebih muda kita sebaiknya berinisiatif mendekatkan diri dengan mertua. Caranya?
Salah satu orang yang paham betul sifat mertua adalah pasangan kita sendiri. Jadi, bicarakan masalah yang kita alami dengannya.
Baca juga: Cara Berdamai Usai Bertengkar dengan Mertua
Pasangan mungkin tidak menyadari ada ketegangan di antara kita dengan orangtuanya.
Dengan memberi tahu pasangan, bisa saja ia akan membantu kita. Jika kemungkinan ini tidak terjadi maka kita harus mengambil tindakan sendiri.
Ada topik-topik tertentu yang berpotensi menimbulkan konflik antara menantu dan mertua.
Baik itu menyangkut politik, agama, atau gaya pengasuhan anak yang sebaiknya sama sekali dihindari.
Jika kita tidak dapat mengelak, maka hormatilah dan cobalah untuk melihat segala sesuatu dari sudut pandang mertua.
Bila kita memiliki pendapat yang berbeda, cobalah untuk mendiskusikannya dengan cara yang tenang dan penuh hormat.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.