Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinda Syarif Jalani Operasi Buang Jakun, Apa Risikonya?

Kompas.com - 27/04/2022, 20:22 WIB
Dinno Baskoro,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber WebMD

KOMPAS.com - Selebgram transgender, Dinda Syarif sedang hangat diperbincangkan di media sosial.

Secara terang-terangan, dia mengungkapkan operasi buang jakun yang dijalaninya di Thailand baru-baru ini melalui Instagram stories.

Seperti kita tahu, jakun adalah tulang rawan tiroid yang membentuk jendolan di tenggorokan.

Tulang rawan ini berisi laring atau pita suara. Pada tubuh pria, laring akan menonjol dan terlihat jelas daripada wanita.

Mengulas lebih jauh soal operasi pembuangan jakun yang dilakukannya. Apa saja risikonya?

Baca juga: Raih Pemeran Wanita Terbaik di Oscar 2022, Jessica Chastain Singgung soal LGBTQ dan Hak Transgender

Operasi buang jakun

Melansir WebMD, Rabu (27/4/2022), kebanyakan orang memilih untuk pergi ke dokter bedah plastik untuk memotong jakun karena tidak pede dengan identitas gender mereka.

Pada umumnya, operasi semacam ini kerap dilakukan pria yang tengah dalam proses mengganti kelamin mereka menjadi perempuan.

Namun, beberapa perempuan juga memilih metode serupa jika terlahir dengan jakun yang besar.

Pada dasarnya, alasan utama orang melakukan operasi pemotongan jakun untuk alasan estetika.

Operasi buang jakun bukan membuang jakun secara keseluruhan, tapi hanya memodifikasi ukurannya agar tidak terlalu menonjol.

Dalam istilah medis, operasi buang jakun disebut dengan tracheal shave. Prosedur ini dapat dilakukan dengan anastesi lokal yang tidak memerlukan perawatan intensif di rumah sakit.

Ahli bedah plastik akan menyayat bagian dagu, kemudian mengikis atau 'mencukur' dan merestrukturisasi tulang rawan guna memangkas ukurannya agar tidak terlalu besar.

Operasi buang jakun juga tidak memerlukan surat kesiapan untuk menjalani proses seperti prosedur penggantian kelamin.

Baca juga: Sidang Ganti Kelamin di Surabaya, Ahli Agama Anggap Penyempurnaan

Tidak selalu berhasil

Operasi buang jakun juga kerap dianggap bagian penting dari proses transformasi gender.

Seperti yang sudah disebutkan, prosedur buang jakun tidak dilakukan dengan memangkasnya secara menyeluruh, tapi hanya direstrukturisasi ukurannya.

Kebanyakan orang mengharapkan jakunnya tidak terlihat sama sekali setelah operasi, tapi faktanya tidak demikian.

Tampilan atau tonjolan jakun akan tetap ada dan terlihat, mengingat fungsi di dalamnya terdapat pita suara, yang termasuk sebagai organ vital manusia.

Memangkas trakea terlalu banyak dapat menyebabkan kerusakan permanen pada pita suara.

Baca juga: Miley Cyrus Jalani Hidup Sehat Pasca Operasi Pita Suara

Risiko operasi buang jakun seperti Dinda Syarif

Operasi pembuangan jakun termasuk prosedur pembedahan berskala ringan-sedang. Sehingga risiko hingga komplikasi yang ditimbulkan setelah operasi relatif kecil.

Beberapa risiko yang kerap dirasakan pasien setelah menjalani prosedur ini antara lain, nyeri saat menelan, kesulitan menelan, suara menjadi serak.

Kemungkinan suara juga akan berubah setelah menjalani prosedur ini. Lalu, luka sayatan atau jahitan mungkin dapat menimbulkan bekas luka atau keloid.

Selain itu dampak fisik, risiko psikologis seperti penyesalan seumur hidup juga menjadi risikonya.

Sehingga, sebelum menjalani prosedur ini pastikan mendapatkan konseling secara menyeluruh ke ahli terkait.

Baca juga: Kisah Amar Alfikar, Aktivis Transgender yang Kuliah di Inggris setelah Berkali-kali Gagal Raih Beasiswa

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber WebMD
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com