KOMPAS.com - Selain menjadi penyedap makanan, garam atau natrium diperlukan manusia untuk memertahankan kondisi konstan agar tubuh bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
Namun, asupan garam yang terlalu banyak bisa berdampak negatif bagi tubuh, termasuk memicu penyakit jantung.
Risiko itu bisa dicegah dengan membatasi jumlah garam yang masuk ke tubuh kita.
Studi terbaru yang dimuat dalam The Lancet Journal mengungkap, mengurangi asupan natrium dapat membantu mencegah kelebihan cairan dan dampak negatif bagi pengidap gagal jantung.
Dalam studi tersebut, para peneliti mengambil informasi dari uji coba internasional SODIUM-HF.
Uji coba ini melibatkan pasien berusia 18 tahun ke atas dari 26 lokasi di enam negara.
Seluruh pasien mengalami gagal jantung kronis dan menerima penanganan medis dalam bentuk obat atau perawatan yang tidak menimbulkan efek samping.
Secara acak, para pasien diberikan pengobatan atau diminta untuk menjalani diet rendah natrium kurang dari 100 milimol (sekitar 1800 miligram per desiliter) per hari.
Dari situ, para peneliti merancang studi Dietary Intervention untuk menguji apakah pengurangan natrium dapat menurunkan kasus penyakit di kemudian hari atau tidak.
Peneliti meminta sebanyak 806 pasien mengikuti diet rendah natrium antara 24 Maret 2014 hingga 9 Desember 2020.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.