Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/04/2022, 06:38 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dalam berlari, tubuh kita bekerja dengan melibatkan kaki, paru-paru dan jantung.

Namun tahukah kamu, jika pikiran juga memainkan peran penting dalam aktivitas berlari?

Berdasarkan studi yang dimuat dalam jurnal Cognition and Emotion pada April 2016, ditemukan pola pikir dan ketahanan mental berpengaruh terhadap performa berlari.

Baik pikiran, dialog internal, maupun kondisi emosional kita berkontribusi pada olahraga tersebut.

Demi memeroleh hasil yang lebih baik dalam berlari, cobalah melatih mental dan pikiran dengan cara-cara yang ditawarkan pelatih lari dan psikolog sebagai berikut:

1. Menciptakan ruang untuk memilih

Spesialis pekerja sosial dan gangguan makan Stephanie Roth-Goldberg, LCSW, CEDS, mengingatkan kita untuk membuat pilihan ketika akan berlari.

"Selalu awali dengan memberi diri kita pilihan untuk tidak harus menyelesaikan lari," jelas Roth-Goldberg.

"Kemudian, lakukan sesuatu yang sudah kita pilih. Katakan 'saya mau melakukan ini' supaya tubuh bisa rileks dan membantu kita untuk melanjutkan lari."

Dengan memberi ruang pada diri sendiri, Roth Goldberg menambahkan, kita bisa mencoba lagi dan merasa lebih baik keesokan harinya.

"Koneksi antara otak dan tubuh penting dalam olahraga apa pun," katanya.

"Dalam berlari, ketika kita memberi otak pilihan untuk berhenti, itu membuat tubuh merasa aman."

Di saat kita mampu mengenali kondisi tubuh dan merawat tubuh kita, otak dan tubuh akan rileks dan berlari menjadi lebih menyenangkan, catat Roth-Goldberg.

2. Melatih perhatian (mindfulness)

Mindfulness adalah cara untuk meredakan kecemasan dan lebih penuh perhatian. Praktik ini juga bisa diterapkan dalam olahraga lari.

"Agar menjadi lebih sadar saat berlari, cobalah melihat lingkungan sekitar dan perhatikan hal-hal seperti pepohonan yang rindang atau rumah yang bagus," kata Roth-Goldberg.

"Dengan melatih kesadaran, kita menenangkan seluruh sistem tubuh, menghilangkan beberapa stres dari tubuh yang kemungkinan sudah menahan tekanan."

Wanita itu juga menyarankan kita untuk memerhatikan sensasi yang dirasakan tubuh.

Pikirkan apa yang dirasakan setiap otot, dan kenali bagian tubuh yang terasa kaku, lelah, atau nyeri.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com