Dalam eksperimen, juri dilatih untuk menilai delapan karakteristik jabat tangan, yakni bersalaman yang erat, kehangatan, tingkat kekeringan, kekuatan, durasi, genggaman, tekstur, dan kontak mata.
Hasilnya menunjukkan bahwa peserta dengan jabat tangan lebih erat menggambarkan kepribadian yang lebih ekspresif secara emosional, ekstrovert, dan positif.
Akan tetapi, orang yang jabat tangannya lemah cenderung lebih pemalu dan punya gangguan emosional.
Kesan pertama para juri berkorelasi dengan ini dan mereka setuju bahwa peserta dengan jabat tangan yang lebih erat percaya diri dan tidak terlalu cemas secara sosial.
Baca juga: Ketahui Kepribadian Seseorang dari Kebiasaan Kecil Ini
Tanpa disadari ada hubungan yang kuat antara email dan karakter kehidupan di nyata menurut Psikolog Tomas Chamorro-Premuzic, Ph.D.
Studi mengatakan, seseorang yang narsis biasanya akan sering menggunakan kata “aku” dan “milikku” dalam email-nya.
Kemudian, orang yang ekstrovert cenderung lebih santai dan membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan kesenangan, seperti musik dan pesta.
Penggambaran kepribadian lainnya juga bisa dilihat dari kurangnya salah ketik alias saltik yang ditemukan pada seseorang yang perfeksionis.
Studi juga mendapati orang yang mengirim email dengan tata bahasa yang buruk menunjukkan tingkat IQ dan kecerdasan akademik yang lebih rendah.
Menariknya, email yang panjang mencerminkan energi dan ketelitian, tetapi juga beberapa tingkat kebutuhan.
Para ilmuwan menyebut perilaku tersebut sebagai body-focused repetitive behaviors (BFRB).
Dalam sebuah studi tahun 2015 yang diterbitkan dalam Journal of Behavior Therapy and Experimental Psychiatry, para peneliti menganalisis kepribadian orang.
Peneliti kemudian merekam mereka dalam situasi yang membuat frustasi, santai, atau membosankan.
Orang yang secara kompulsif terlihat menarik-narik rambut atau menggigit kuku cenderung ke arah perfeksionisme
Perilaku itu dilakukan untuk menghilangkan kebosanan, kejengkelan, dan ketidakpuasan.
Baca juga: Simak, Tipe-tipe Kepribadian Seseorang Berdasarkan Parfum Favoritnya
Hasil studi didapat usai peneliti meminta responden untuk menyelesaikan penilaian kepribadian di rumah dan datang ke laboratorium untuk eksperimen kelompok.
Dengan menganalisis waktu kedatangan peserta, peneliti menemukan orang yang tepat waktu lebih teliti dan menyenangkan.
Sementara orang yang datangnya lebih awal punya kaitan dengan gangguan emosional, tapi seseorang yang datang terlambat malah cenderung lebih santai.
Mereka mengatakan, orang yang makannya lambat adalah orang yang suka memegang kendali dan tahu bagaimana menghargai hidup.
Tetapi hal berbeda justru ditunjukkan orang yang makannya cepat sebab ia punya kepribadian yang cenderung ambisius dan tidak sabar.
Khusus untuk orang yang suka mencicipi banyak makanan adalah sosok yang berani mengambil risiko dan yang pilih-pilih makanan menunjukkan kecemasan dan neurotisisme.
Bila seseorang suka memisahkan makanan yang berbeda di piring, tandanya ia sangat berhati-hati dan berorientasi pada detail dalam kehidupan sehari-hari.
Eksperimen yang menjaring perilaku orang di tempat belanja mendapati dua jenis konsumen, yakni explanation fiend dan the explanation foe.