Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/04/2022, 17:15 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Matematika termasuk mata pelajaran yang penting di sekolah, bahkan ilmu ini juga menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Walau begitu, sebagian besar siswa menganggap matematika sebagai momok.

Kesan sulit dan rumit saat belajar matematika, menurut pakar parenting Kurnia Widhiatuti, disebabkan karena doktrin yang diterima anak.

"Yang membuat anak takut adalah doktrin. Ketika orang tua bilang bahwa matematika itu sulit, anak langsung menganggap matematika sebagai momok. Ubah dulu persepsi. Matematika itu mudah dan menyenangkan,” kata Kurnia.

Trainer Parenting Nasional ini menyebut, ilmu matematika sangat penting dan tidak hanya berkutat dalam hitung-hitungan saja.

Ia menyayangkan, orangtua kadang tidak sadar bahwa matematika memiliki efek terhadap perspektif masa depan.

Baca juga: Mengenal Diskalkulia, Gangguan Memahami Matematika

“Dianggap bahwa matematika hanya menghitung angka, dan berpikir bahwa anaknya memang tidak pintar matematika. Tidak diupayakan untuk memahami,” imbuh Bunda Kurnia.

Ditambahkan oleh pengamat pendidikan Prof.Agustinus Purna Irawan, proses pembelajaran yang diterima anak di sekolah akan membentuk kemampuan matematika anak.

"Jadi harus dipastikan anak paham benar konsepnya mulai dari dasar, sebelum diajarkan konsep-konsep yang lebih rumit. Kalau pemahaman konsep dibangun bertahap sesuai levelnya, tidak akan serumit itu,” papar Prof.Purna.

Cara menyenangkan

Ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan untuk menghilangkan kesan sulit dan rumit saat belajar matematika. Pertama, matematika dipelajari sesuai kegunaannya.

“Bila ditunjukkan kegunaannya, anak pasti tertarik. Misalnya untuk jual beli. Jadi anak paham, seperti apa aplikasinya di masyarakat,” jelas Prof. Purna.

Kedua, mulai dari level yang mudah, baru naik ke derajat yang lebih tinggi. Hal ini juga akan melatih kita membuat skala prioritas dari tiap persoalan.

Baca juga: Trik Menghilangkan Kejenuhan Anak Belajar Online

Ketiga, membangun pemahaman anak terhadap suatu persoalan. Pengajaran matematika yang hanya mengedepankan hafalan tanpa membuat anak memahami konsepnya, membuat matematika terkesan sulit.

"Pembelajaran matematika perlu mengambil bentuk yang logis dan nyata. Misalnya ketika belajar trigonometri. Sin, cos, tan itu posisi atau koordinat. Ceritakan dulu masalah koordinat. Kalau sudah paham, baru masuk ke hitungan,” imbuhnya.

Cara lain untuk belajar matematika secara menyenangkan adalah memanfaatkan aplikasi seperti Colearn, startup aplikasi belajar lokal asal Indonesia.

Lewat aplikasi, pelajaran matematika dipermudah karena banyak ilustrasi, skema, video, dan tampilan-tampilan menarik, yang bisa membawa kemampuan matematika yang lebih baik. Selain itu, anak pun bisa belajar dari mana saja.

“Sistem belajar yang unik, lucu, dan menyenangkan, membuat anak senang belajar. Apalagi gurunya masih muda, dan metode belajar yang digunakan dekat dengan yang ada di sekitar anak,” kata Kurnia.

Dengan cara seperti ini, paradigma anak terhadap matematika bisa berubah, menjadi lebih positif.

Baca juga: 6 Penerapan Konsep Matematika dalam Kehidupan Sehari-hari

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com