Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Faktor yang Bikin Hubungan dengan Pacar Baru Jadi Awet, Apa Saja?

Kompas.com - 29/04/2022, 17:53 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ada banyak kriteria yang wajib diperhatikan saat membina hubungan dengan pasangan baru. Tujuannya, supaya tali asmara bisa tetap langgeng dan harmonis.

Apalagi bagi orang-orang yang baru saja putus atau kelamaan menjomblo, tentu ada banyak pertimbangan supaya hati tidak terluka untuk kesekian kalinya.

Dalam falsafah Jawa dikenal adanya bibit (faktor keturunan), bebet (faktor ekonomi), dan bobot (faktor kualitas) untuk menentukan pasangan yang tepat.

Baca juga: Tips Merencanakan Kencan Berdasar Zodiak Biar Hubungan Makin Langgeng

Prinsip tersebut memang bisa ditiru. Tapi, masih ada kriteria lain yang wajib diperhatikan supaya pasangan baru makin lengket dengan kita. Apa sajakah itu?

Kriteria memilih pasangan

Tidak bisa dipungkiri bahwa faktor ekonomi memang punya andil dalam sebuah tali asmara.

Tapi, orang-orang yang sukses membina hubungan ternyata lebih mengutamakan sifat jujur, rendah hati, dan terbuka terhadap pengalaman, lho!

Fakta tersebut terungkap dalam sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Research in Personality.

"Orang-orang dalam hubungan yang sukses cenderung melihat pasangannya mirip dengan mereka dalam enam ciri kepribadian" kata penulis studi, Jie Liu.

Enam ciri kepribadian yang dimaksud adalah jujur-rendah hati, emosionalitas, mudah bergaul, mudah akur, kehati-hatian, dan terbuka dengan pengalaman baru.

Liu mengatakan, pasangan yang sukses dalam hubungan lebih condong pada jujur-rendah hati dan terbuka terhadap pengalaman.

Menurut peneliti, jujur-rendah hati terdiri dari kejujuran, kesetiaan, dan ketulusan yang tidak sombong, munafik, apalagi sok.

Sementara terbuka terhadap pengalaman menggambarkan pasangan yang ingin tahu, kreatif, dan berintelektual.

Baca juga: 6 Kunci Pernikahan yang Langgeng, Patut Dicoba...

Dua ciri kepribadian ini banyak dipilih pasangan karena adanya hubungan yang kuat dengan pribadi, menurut peneliti.

Hal itu bisa dilihat dari:

1. Jujur-rendah hati menunjukkan kesetaraan, kejujuran, kesetiaan, dan keadilan sosial dengan preferensi pada wewenang, kemampuan, kekuatan sosial, dan kekayaan.

2. Terbuka terhadap pengalaman menandakan kreativitas, keingintahuan, kebebasan, dan kebaruan dengan preferensi untuk patuh, aman, tatanan sosial, dan tradisi.

Liu mengatakan, Nilai adalah bagian penting dari hubungan dan orang-orang akan mencari pasangan yang punya hubungan dekat dengan nilai yang dimilikinya.

Dengan begitu, jalannya suatu hubungan akan sesuai dengan nilai yang diyakini masing-masing pasangan.

"Ini berarti bahwa menganggap pasangan mirip dengan Anda mungkin lebih diutamakan dalam hubungan dengan korespondensi yang sebenarnya dari sifat-sifat ini," ujar Liu.

“Mengasumsikan orang lain serupa dengan kita, terlepas dari kesamaan yang sebenarnya, dapat membantu memenuhi kebutuhan penguatan kita."

“Dalam hubungan yang sudah mapan, asumsi kesamaan cenderung memfasilitasi komunikasi dan pemahaman sehari-hari, mengurangi konflik dan ketidaksepakatan, dan memberikan konfirmasi.”

Namun, ada beberapa batasan untuk mengasumsikan kesamaan pada pasangan sebagai kriteria hubungan yang sehat, seperti:

Baca juga: 4 Tips Membangun Persahabatan yang Langgeng

1. Ada kesamaan tapi tidak menarik

Jika orang-orang menemukan calon pasangan mirip dengannya tetapi tidak begitu menarik dari segi fisik, sulit keduanya akan bersatu.

Hal tersebut terjadi apabila orang-orang terlalu menekankan pada daya tarik fisik untuk pasangan barunya.

2. Salah mengartikan sifat yang sama pda pasangan baru

Orang-orang terkadang menginginkan pasangan yang serupa tetapi tidak bisa mendapatkan yang didambakan.

Mereka menganggap kesamaan dalam diri pasangan baru adalah hal-hal yang diinginkan.

Padahal, kesamaan yang sebenarnya berhubungan positif dengan kualitas hubungan.

Sebagian besar juga terbukti bermanfaat bagi hubungan intim, ada batasan berapa banyak perbedaan yang dapat diabaikan secara realistis.

Liu menyampaikan, mungkin ada hal-hal yang membantu suatu hubungan terjadi.

Namun, ketidakcocokan secara bertahap akan menjadi terlihat saat hubungan mulai berkembang.

"Ini kemungkinan akan membahayakan stabilitas hubungan dalam jangka panjang,” kata Liu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com