Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/05/2022, 18:36 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Studi terdahulu menunjukkan manfaat berjalan kaki bagi kondisi fisik, mental, dan sosial peserta.

Namun, tim di University of Leicester mengatakan temuan ini adalah pertama kalinya peneliti membandingkan kecepatan berjalan dengan data genetik terkait umur panjang.

"Studi sebelumnya yang membahas hubungan antara kecepatan berjalan, aktivitas fisik, dan panjang telomer dibatasi oleh temuan yang tidak konsisten dan kurangnya data berkualitas tinggi."

Demikian disampaikan penulis utama studi, Dr Paddy Dempsey.

"Studi ini menggunakan data genetik untuk memberikan bukti yang lebih kuat tentang hubungan sebab akibat antara kecepatan berjalan yang lebih cepat dan ukuran telomer yang lebih panjang."

"Data dari perangkat pelacak aktivitas yang dipakai di pergelangan tangan untuk mengukur rutinitas aktivitas fisik juga mendukung pentingnya intensitas aktivitas terhadap panjang telomer."

Menurut Dempsey, intensitas aktivitas memainkan peran penting dalam mencegah peningkatan risiko terkena penyakit kronis atau efek penuaan yang merugikan.

"Selain meningkatkan kecepatan berjalan kaki, seseorang yang mampu bisa bertujuan untuk meningkatkan jumlah langkah dalam waktu tertentu (misalnya berjalan lebih cepat ke halte bus)," imbuh dia.

"Namun, hal ini membutuhkan penyelidikan lebih lanjut."

Baca juga: Hubungan Kecepatan Berjalan dan Pikun di Usia Tua

Dapat memperpanjang usia

Peneliti di University of Leicester menemukan, berjalan cepat 10 menit setiap hari dapat memperpanjang usia.

Individu yang menerapkan berjalan cepat ini memiliki harapan hidup hingga 20 tahun lebih lama dibandingkan mereka yang berjalan secara lebih lambat.

Tim peneliti mencatat, mereka tidak menemukan kaitan antara berjalan lebih lambat dengan ukuran telomer yang semakin pendek.

"Meskipun sebelumnya kami menunjukkan kecepatan berjalan adalah prediktor status kesehatan yang sangat kuat, kami belum bisa memastikan dengan berjalan cepat bisa berujung pada kesehatan yang lebih baik atau tidak."

Begitu pemaparan Tom Yates, penulis senior dan Professor of Physical Activity, Sedentary Behavior and Health di University of Leicester.

"Dalam studi ini kami menggunakan informasi yang terkandung dalam profil genetik seseorang untuk melihat kecepatan berjalan yang lebih cepat cenderung mengarah ke usia biologis yang lebih muda diukur dengan telomer."

Baca juga: Jalan Cepat atau Lari, Mana Lebih Efektif Bakar Kalori?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com