Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seberapa Sering Penyiraman Tanaman Perlu Dilakukan? Ini 6 Faktornya

Kompas.com - 05/05/2022, 08:18 WIB
Anya Dellanita,
Sekar Langit Nariswari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Frekuensi menyiram tanaman sangat bergantung pada beberapa faktor, baik yang dapat kita kendalikan maupun tidak.

Aktivitas ini tidak seperti pekerjaan rumah lainnya yang perlu dilakukan setiap hari secara rutin.

Pasalnya, kurang dan berlebihnya penyiraman dapat mencegah tanaman mencapai potensi penuhnya.

Untuk itu, penting bagi kita untuk mengetahui enam faktor yang menentukan penyiraman tanaman, seperti berikut ini.

Seberapa sering hujan turun?

Mnrurut consumer horticulturist dari University of Georgia, Amerika Serikat, Robert Westerfield, kebanyakan sayuran memerlukan sekitar 2,5 hingga 5cm air per minggunya.

Namun, jumlah tersebut sudah termasuk air yang didapat dari hujan. Jadi, perhatikan seberapa seringnya hujan turun.

Baca juga: 10 Tanaman Hias Ini Ramah terhadap Hewan Peliharaan, Apa Saja?

"Pada akhirnya, cuaca akan menentukan frekuensi penyiraman. Sebagai tukang kebun, Anda perlu mengetahui kondisi cuaca dan mendasarkan frekuensi penyiraman pada suhu dan curah hujan," tambah Nancy Knauss, state master garden untuk Penn State Extension, Pennsylvania.

Artinya selama beberapa minggu, mungkin kita perlu menyiram tanaman setiap hari, namun saat di musim hujan, mungkin kita tidak perlu menyediakan air tambahan sama sekali.

Seberapa cepat tanah mengering?

Pertimbangkan jenis tanah apa yang kita miliki di kebun.

"Tanah berpasir perlu disiram lebih sering karena ukuran partikelnya yang lebih besar," kata Westerfield.

Baca juga: Mudah Dirawat, Ini Tanaman Hias untuk Memperbaiki Kualitas Udara di Rumah

Sementara itu, tanah yang lebih kaya padat dapat menahan kelembapan lebih lama.

Tanah jenis ini jug adapat menambah mulsa atau kompos sekitar 5 hingga 7,6cm di sekitar tanaman dan dapat membantu mempertahankan kelembapan.

"Semakin banyak bahan organik di tanah, semakin banyak kelembapan yang akan ditahan tanah," kata Knauss.

Raised bed

Menurut Westerfield, sebuah raised bed (lingkup lahan yang dibuat di atas tanah atau dak kemudian dibatasi dengan wadah) yang ditanam di tanah umumnya akan kehilangan air lebih lambat.

"Raised bed memang akan menguras lebih cepat karena biasanya kita menempatkan tanah yang memiliki kemampuan perakaran yang baik di dalamnya. Namun, akibatnya, air melewati tanah ini lebih cepat," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com