Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membiarkan Pikiran Mengembara Ternyata Bikin Tak Bahagia

Kompas.com - 05/05/2022, 13:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Apalah arti hidup bila kita tidak bahagia. Orang-orang di belahan bumi mana pun pasti menginginkan kebahagiaan dalam hidup.

Walau belum berada di titik tersebut, kita seringkali membayangkan hal-hal yang menurut diri sendiri dapat menciptakan kebahagiaan, seperti ingin rumah dan mobil mewah atau memiliki banyak uang.

Terasa menyenangkan memang memikirkan hidup bila bergelimang harta.

Baca juga: Bahagia Tanpa Bergantung pada Pasangan, Begini Caranya...

Tapi, membiarkan pikiran mengembara dengan membayangkan hal yang tidak-tidak ternyata membuat kita tidak bahagia.

Kenapa bisa?

Pikiran mengembara menyita hampir separuh waktu kita

Seringkali kita menilai kebahagiaan bersumber dari kesuksesan secara karier maupun finansial. Padahal, ini juga bisa didapat bila kita tidak membiarkan pikiran mengembara.

Menurut dua peneliti dari Universitas Harvard, pikiran manusia rata-rata mengembara alias melakukan mind wandering sebanyak 47 persen dari waktunya.

Hasil itu didapat setelah mereka mengeksplorasi perasaan dan pengalaman ketika pikiran mengembara pada tahun 2010 dalam studi berjudul "A Wandering Mind Is an Unhappy Mind".

Mereka meneliti 2.250 orang dewasa yang sudah menyatakan persetujuannya dengan mengirimkan beberapa pesan melalui SMS yang dikirimkan secara acak dalam sehari.

Baca juga: Mengapa Terkadang Sukses Tak Membuat Kita Bahagia?

Ada beberapa pesan yang dikirimkan kepada mereka.

Salah satunya adalah menanyakan apa yang mereka lakukan saat ini dengan 22 pilihan jawaban, mulai dari jalan-jalan, bekerja, berdandan, mengurusi rumah, mengasuh anak, dan bercinta.

Peneliti Universitas Harvard tersebut lantas mendapati fakta bahwa separuh waktu orang rata-rata dihabiskan untuk mengembarakan pikiran, setidaknya ketika melakukan semua aktivitas kecuali bercinta.

"Frekuensi pikiran mengembara dalam sampel dunia nyata jauh lebih tinggi daripada yang biasanya terlihat dalam eksperimen laboratorium," tulis peneliti.

"Anehnya, sifat aktivitas orang hanya berdampak kecil pada apakah pikiran mereka mengembara."

Pikiran mengembara tanda tidak bahagia

Pikiran mengembara sebenarnya adalah aktivitas alami yang menghubungkan antara ide dengan perjalanan waktu.

Hal tersebut memungkinkan orang merekonstruksi peristiwa masa lalu dan membayangkan masa depan.

Baca juga: Cara Mencintai Diri Sendiri dengan Bahagia

Apabila dihubungkan dengan kebahagiaan, responden ternyata mengarahkan topik ke hal-hal yang menyenangkan ketika separuh waktunya digunakan untuk mengembarakan pikiran.

Dalam kasus tersebut, responden menggambarkan diri mereka sebagai tidak lebih bahagia atau kurang bahagia ketika pikiran mereka tidak sedang mengembara.

Temuan itu didapat peneliti usai mengajukan pertanyaan seputar perasaan orang-orang saat ini. Peserta diberi skala 100 poin dari nol, yang berarti "sangat buruk", hingga 100, yang berarti sesuatu yang "luar biasa".

Kemudian, setelah penelitian, responden ditanya apa yang mereka lakukan, apakah pikiran mereka mengembara, dan sifat subjek apa yang mereka pikirkan.

Mereka lebih spesifik ditanya apakah pikiran mereka mengembara ke topik yang "menyenangkan", yang "netral", atau yang "tidak menyenangkan".

Ternyata, rata-rata separuh waktu lainnya digunakan responden untuk menggambarkan pikiran ke subjek netral atau tidak menyenangkan. Ini menunjukkan orang-orang tidak bahagia.

Baca juga: Selena Gomez Detoks Internet 4,5 Tahun dan Merasa Lebih Bahagia

"Kesimpulannya, pikiran manusia adalah pikiran yang mengembara, dan pikiran yang mengembara adalah pikiran yang tidak bahagia," tulis peneliti itu.

"Kemampuan untuk berpikir tentang apa yang tidak terjadi adalah pencapaian kognitif yang harus dibayar dengan biaya emosional."

Studi mengatakan, orang-orang yang pikirannya sedang mengembara tidak hanya "berkelana" tapi juga mengkhawatirkan. Mereka merenung ketika pikirannya sedang mengembara.

Temuan itu lantas diperkuat dalam sebuah studi 2014 yang dipublikasikan di Science. Studi berusaha melihat seberapa nyaman orang menyendiri dengan pikirannya. Dan hasilnya adalah tidak nyaman.

Fakta tersebut terkuak ketika orang-orang merasa tidak nyaman sehingga mereka lebih suka menyetrum diri sendiri daripada duduk diam selama 15 menit di sebuah ruangan.

Baca juga: Kamu Sering Merasa Tidak Bahagia? Mungkin Ini Penyebabnya!

Dalam studi, responden ditinggalkan sendirian di sebuah ruangan dengan sebuah tombol yang bisa mereka gunakan untuk menyetrum dirinya sendiri.

Tes khusus ini dilakukan setelah serangkaian studi untuk mengeksplorasi betapa nyamannya orang yang sendirian hanya dengan pikiran setelah mereka mengatakan dalam kuesioner lebih suka membayar uang daripada disetrum.

Namun, 67 persen pria dan 25 persen wanita memilih menyetrum diri mereka sendiri daripada duduk diam selama 15 menit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com