Kita sering kali memaknai kegagalan sebagai akhir dari sesuatu. Padahal, untuk mencapai kesuksesan, seseorang perlu melewati berbagai macam proses, termasuk kegagalan itu sendiri.
Dalam konteks work-life balance, bisa dikatakan bahwa kegagalan adalah “sahabat” dari proses siklus keseimbangan hidup ini. Hal ini diperkuat dengan perkembangan hidup, prioritas, serta faktor-faktor eksternal yang selalu terjadi secara kontinu dalam kehidupan kita.
Dengan adanya faktor-faktor tersebut, kita tak bisa mengelak bahwa kegagalan akan sering terjadi dalam usaha mencapai work-life balance ini. Terlebih, stressor yang selalu terjadi setiap hari juga memberikan tekanan bagi kehidupan kita.
Meskipun demikian, bukan berarti kita menerima segala hal itu terjadi begitu saja. Aiman pun beranggapan bahwa kegagalan dan stres ini merupakan hal yang normal terjadi. Akan tetapi, jika tidak segera diatasi, dapat berakibat pada burnout serta ledakan emosi negatif yang berimplikasi pada work-life balance itu sendiri.
Lantas, apa yang bisa dilakukan untuk mengatasinya?
1. Jeda, Kenapa Tidak?
Melansir Harvard Business Review, cobalah mengambil jeda agar dapat mengatur ulang prioritas serta memikirkan kembali kondisi yang sedang dialami diri sendiri.
Baca juga: Pentingnya Mengambil Jeda Demi Kesehatan Mental
Jeda ini dilakukan agar diri setidaknya merasa lebih baik secara emosional. Dengan begitu, keputusan-keputusan work-life balance yang dilakukan dapat diambil secara bijak dan terlepas dari ikatan emosional negatif.
2. Perhatikan dan Kontrol Emosi
Setelah melakukan jeda dan menyadarkan diri, langkah selanjutnya adalah mengontrol emosi, terutama stres yang dialami.
Emosi atau stres bukanlah hal yang tabu untuk dialami. Bahkan, menurut Aiman, pada tahap tertentu stres justru menjadi hal yang baik bagi pertumbuhan diri sendiri.
Tanpa adanya stres, bisa dikatakan bahwa seseorang tidak mengembangkan dirinya sendiri. Padahal, perkembangan sangat penting untuk keberlangsungan hidup.
3. Fleksibilitas adalah Sahabat Barumu
Fleksibilitas adalah sahabat work-life balance barumu. Dengan fleksibilitas, kita dapat melepaskan diri dari stres yang berlebih, serta mengatur prioritas dan tujuan secara adaptif.
Hal ini dapat berimplikasi pada peningkatan kinerja dan manajemen stres yang baik dalam usaha mengupayakan work-life balance.
Meskipun begitu, mendisiplinkan diri juga diperlukan agar tujuan tetap dapat tercapai dengan baik.
Aiman Witjaksono dalam episode siniar miliknya yang bertajuk “Menjaga Keseimbangan Hidup dan Bekerja” juga membagikan tips melaksanakan work-life balance dengan caranya sendiri sebagai ayah, suami, dan jurnalis.
Musim kedua siniar Aiman Witjaksono yang kini mengudara di Spotify menceritakan seluk beluk kehidupan personal Aiman hingga apa saja yang melatarbelakanginya sebagai jurnalis.
Segera dengarkan agar tidak ketinggalan episode-episode terbaru!
Baca juga: Kenali, 6 Tanda Work Life Balance yang Gagal
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.