Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ristiana D. Putri
KOMPAS.com - Beauty shaming dapat dirasakan oleh semua orang. Berdasarkan laporan ZAP Beauty Index 2020, sekitar 62,2 persen perempuan di Indonesia pernah menjadi korban body shaming selama hidupnya.
Tingginya persentase menunjukkan bahwa perempuan di Indonesia masih rentan mendapat perundungan karena perbedaan yang dimilikinya.
Bahkan, korban skin shaming juga memiliki persentase yang cukup tinggi.
Padahal, perempuan Indonesia yang tersebar dari Sabang hingga Merauke memiliki perbedaan warna kulit. Justru, perbedaan itulah yang membuat mereka unik.
Salah seorang yang pernah mengalaminya adalah Reisha Humairah. Melalui siniar Semua Bisa Cantik bertajuk "Standar Kecantikan Ditentukan oleh Dirimu Sendiri", ia menceritakan pengalaman beauty shaming yang pernah diterimanya.
Beauty Content Creator ini mendapat berbagai macam komentar soal penampilan fisiknya. Reisha sendiri memiliki kulit hitam dan mudah berjerawat.
Oleh karena itu, ia kerap menemui komentar yang memaksanya untuk memutihkan kulit. Banyak pula yang berkomentar untuk berhenti menggunakan riasan wajah.
"Walaupun mereka kadang ngomongnya bercanda, tapi tetep aja nyakitin. Bahkan, pas aku meng-upgrade diri aku jadi yang mereka mau, masih aja dikomenin," ujarnya.
Reisha mengaku komentar-komentar beauty shaming yang diujarkan orang lain kerap membuatnya merasa insecure.
Baca juga: Apakah Skincare Organik Lebih Aman Dibanding Skincare Biasa?
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.