Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seberapa Penting Praktik "Table Manner" bagi Pergaulan Sosial?

Kompas.com - 10/05/2022, 13:22 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Media sosial belakangan diramaikan dengan tips table manner yang dibagikan Chef Vindy Lee.

Dengan murah hati, juru masak profesional itu menjelaskan etika yang perlu diterapkan ketika kita mengikuti jamuan resmi.

Termasuk jenis sendok yang dipakai sesuai makanannya, panduan minum teh, memanggil waitress dengan sopan dan berbagai detail lainnya.

Uniknya, Chef Vindy Lee juga memberikan arahan untuk berbagai kebutuhan lainnya yang tergolong tidak 'lazim'.

Misalnya, table manner ketika makan jagung bakar, minum es yang diwadahi plastik sampai makan snack agar tidak mengotori kuku.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Vindy Lee (@vindylee)

Berbagai etika tersebut, dinilainya penting agar kita tetap bisa bersikap elegan ketika bergaul.

Dalam kamus chef yang besar di Singapura ini, segala sesuatunya perlu dilakukan dengan "anggun-ly".

Baca juga: 10 Etika Grup Chat yang Wajib Kita Patuhi

Manfaat menerapkan table manner dalam pergaulan sosial

Bagi sebagian orang, table manner yang harus diterapkan saat jamuan makan mungkin dirasa merepotkan dan tidak bermanfaat.

Faktanya, tata krama yang diterapkan di meja makan berdampak besar pada status sosial kita di lingkungan.

Dalam level tertentu, etika yang buruk bisa menghancurkan kesepakatan bisnis atau kerjasama diplomatik.

“Kita hidup di dunia di mana orang selalu dibandingkan dan dihakimi,” kata trainer Protocol School of Washington asal Dubai, Ghassan Hajjaj.

Menurutnya, penting untuk berusaha memberikan kesan yang tepat pada orang lain di momen penting.

Baca juga: Mengapa Etika Makan atau Table Manner Penting Saat Santap di Restoran?

"Jadi, ketika kita mengetahui etiket makan yang benar, Anda dapat benar-benar fokus pada hal-hal yang jauh lebih penting seperti percakapan," tambahnya.

Jamuan makan formal seringkali tidak bertujuan untuk mengisi perut namun lebih pada manfaat berjejaring dan bertukar pengetahuan.

“Tetapi jika Anda duduk di sana dan berkata, 'Ya ampun, garpu mana yang saya gunakan sekarang?' atau 'Apakah saya akan memilih gelas yang tepat?' Anda tidak memiliki kemampuan untuk memperhatikan hal itu," kata Hajjaj.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com