Jatah atau hari libur sebaiknya digunakan dan jangan sampai menumpuk dari tahun ke tahun.
Kesempatan itu bisa digunakan untuk istirahat, bertemu teman, tidur, menonton film, atau makan malam.
Terkadang atasan punya sifat tidak mau tahu alias saat hari libur pun mereka tetap memberi kita pekerjaan tambahan.
Baca juga: 5 Tips Tingkatkan Work-Life Balance
Tentu hal tersebut melanggar komitmen jam kerja perusahaan dan kita harus berani memberi tahu atasan.
Cobalah untuk menjelaskan bahwa kita tidak akan membalas email atau chat saat akhir pekan atau libur karena berkumpul bersama keluarga.
Luangkan juga waktu untuk membuat daftar hal-hal yang membuat pekerjaan menjadi lebih mudah dan tidak membuat stres.
Konsultasi bisa menjadi jalan keluar apabila di kemudian hari kita mengalami stres yang sangat mengganggu.
Jangan ragu untuk berbicara dengan terapis atau profesional kesehatan lainnya untuk membantu kita mengelola stres.
Ada tanda-tanda yang bisa dicatat apabila di kemudian hari kita merasa work life balance belum berhasil dilakukan.
Simak yang berikut ini.
Terlalu keras bekerja dapat menyebabkan sulit tidur, kebiasaan begadang, makan makanan tidak sehat, atau malah tidak makan sama sekali.
Selain itu, kita akan kesulitan untuk pergi ke dokter saat sakit atau memiliki masalah kesehatan jika terlalu banyak waktu pribadi yang dikorbankan untuk bekerja.
Tanda-tanda kesehatan mental menurun bisa dirasakan saat mengalami kecemasan atau depresi.
Hal itu akan dibarengi dengan perasaan mudah marah, tersinggung, takut, gelisah, putus asa, serangan panik, moody, bahkan ingin bunuh diri.
Pekerjaan mungkin tidak lagi terasa berarti dan menyebabkan hubungan dengan kolega dan klien terputus.