Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ajari Anak Hidup Sehat demi Mencegah Hepatitis Akut

Kompas.com - 13/05/2022, 05:59 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasus hepatitis akut misterius pada anak mulai terjadi di Indonesia.

Sampai sejauh ini, tercatat 15 kasus hepatitis akut terjadi di lima provinsi, yaitu DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Barat, dan Bangka Belitung.

Kasus hepatitis akut menyerang anak-anak berusia antara 1-6 tahun. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan fenomena ini sebagai kejadian luar biasa.

Terkait akan hal tersebut, Dr dr Retno Asti Werdhani, MEpid, spesialis kedokteran keluarga mengatakan pentingnya orangtua membiasakan agar anak menerapkan budaya hidup sehat demi mencegah hepatitis akut.

"Hepatitis ini jalur masuknya melalui fekal oral dan saluran pernapasan. Ini ada kaitannya dengan kebiasaan higienis individu," terang Retno dalam webinar Infeksi Emerging: Hepatitis Akut Berat yang Belum Diketahui Penyebabnya.

Baca juga: Hepatitis Akut Misterius pada Anak, Bahaya dan Cara Mencegahnya

Webinar ini diadakan Continuing Medical Education (CME) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada Kamis (12/5/2022).

Retno memaparkan, faktor risiko hepatitis sangat bergantung pada tiga hal, mulai dari host atau individu, lingkungan, hingga agen pembawa penyakit.

"Pertama-tama dari anaknya dulu. Dilihat pemberian ASI, nutrisinya, kebugaran tubuh, dan pola istirahat. Ini berpengaruh terhadap imunitas anak," ungkapnya.

"Cek juga kebersihan diri, riwayat komorbid dan riwayat infeksi anak sebelumnya bagaimana."

Faktor lain yang juga perlu diperhatikan adalah lingkungan keluarga di rumah, serta lingkungan kantor orangtua.

Sebab, menurut Retno, paparan dari lingkungan kantor bisa jadi terbawa ketika orangtua pulang ke rumah. Dan hal itu memengaruhi imunitas anak.

"Lalu ada agen pembawa penyakit, yaitu bakteri, virus, parasit, jamur, radikal bebas, dan lain-lain. Pengelolaan faktor risiko ini harus dilakukan secara simultan untuk memutus rantai penularan," katanya.

Semakin rendah tingkat imunitas, semakin tinggi risiko pasien untuk mengalami peningkatan gejala hepatitis akut.

"Jika kita menang melawan virus, tubuh kita tidak ada masalah, virus tidak sampai masuk ke gejala klinis," tutur wanita itu.

"Tapi kalau imun tubuh kita kalah, maka itu bisa menjadi gejala klinis."

Baca juga: Cegah Hepatitis Akut pada Anak, Orangtua Harus Bagaimana?

Berdasarkan data dari UK Health Security Agency yang dirilis pada 6 Mei 2022, gejala klinis hepatitis meliputi:

  • Kuning pada mata dan kulit (71,2 persen)
  • Muntah (62,7 persen)
  • BAB berwarna pucat (50 persen)
  • Letargi atau kelelahan (50 persen)
  • Diare (44,9 persen)
  • Sakit perut (41,5 persen)
  • Demam (30,5 persen)
  • Masalah pernapasan (18,6 persen)

Jika gejala hepatitis terbilang ringan, seperti mual, muntah, diare atau demam, anak bisa dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan layanan primer, kata Retno.

"Tetapi jika sudah gejala lanjut, kencing berwarna seperti teh dan BAB pucat, kita harus melakukan rawat inap."

"Apalagi kalau hepatitis fulminan, akan dibawa ke ICU. Kita tidak ingin sampai ke situ," tambah dia.

Demi mencegah hepatitis akut, lanjut Retno, meningkatkan imunitas anak merupakan langkah yang bisa diambil orangtua.

"Kita cegah dengan mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga sanitasi lainnya," sebut Retno.

"Tetapi kalau sudah telanjur masuk ke tubuh, kita tingkatkan imun tubuh kita dengan mencuci tangan, asupan nutrisi, kebugaran, dan istirahat yang cukup."

Baca juga: Cegah Hepatitis Akut Misterius, 7 Cara Membiasakan Anak Mencuci Tangan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com