Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/05/2022, 06:14 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mendengkur begitu keras mungkin bukan masalah jika kita tidur sendirian.

Namun, beda ceritanya jika kita tidur bersama pasangan. Dengkuran keras dapat mengganggu teman sekamar.

Mengapa kita sering mendengkur ketika tidur? Ada beberapa penyebabnya, menurut spesialis pengobatan tidur Nancy Foldvary-Schaefer, DO, MS.

Para ahli memperkirakan, mendengkur saat tidur memengaruhi jutaan orang, baik sesekali ataupun secara teratur.

Ketika saluran napas bagian atas dalam kondisi lemah, saluran itu akan menjadi lebih sempit.

Hal ini menyebabkan udara yang mengalir melalui mulut dan hidung terhambat.

"Mendengkur disebabkan oleh otot-otot yang menopang saluran napas bagian atas menjadi lemah dan lemas di malam hari," jelas Foldvary-Schaefer.

"Dengkuran adalah suara yang dihasilkan saluran napas saat kondisinya tidak stabil.”

Mendengkur bisa terjadi apabila kita memiliki infeksi sinus, atau sensitif terhadap cuaca tertentu --seperti musim hujan.

Baca juga: 7 Langkah Lenyapkan Kebiasaan Mendengkur

Penyebab mendengkur

Penyebab mendengkur bervariasi tergantung usia dan masalah kesehatan yang terdapat pada setiap individu.

Secara umum, penyebab dengkuran keras ketika tidur antara lain:

1. Sleep apnea

Dalam banyak kasus, mendengkur adalah salah satu tanda pertama sleep apnea, kondisi di mana pernapasan berhenti atau terganggu saat tidur.

Gejala sleep apnea termasuk kantuk atau kelelahan di siang hari, terengah-engah atau tersedak di malam hari sebelum atau saat tidur.

"Banyak orang dengan sleep apnea tidak menyadari mereka berhenti bernapas ketika tidur," kata Foldvary-Schaefer.

"Mereka mengeluarkan suara dengkuran atau mendengus untuk membuka jalan napas, setelah saluran napas mereka menutup."

2. Langit-langit mulut atau uvula memanjang

Jika langit-langit mulut atau uvula (jaringan berbentuk segitiga di langit-langit mulut) memanjang, bukaan dari hidung ke tenggorokan bisa menjadi lebih sempit. Akibatnya, jalan napas akan terhambat.

Di saat kita bernapas, langit-langit mulut dan uvula yang memanjang itu akan saling berbenturan dan menghasilkan suara dengkuran.

3. Penyumbatan saluran udara hidung

Jika sebagian saluran hidung tersumbat, maka udara akan berusaha lebih keras untuk melalui saluran tersebut.

Hal ini memengaruhi jaringan lunak di saluran hidung, yang mengakibatkan dengkuran.

Cedera pada hidung, seperti deviasi septum (dinding yang memisahkan satu lubang hidung dari yang lain) atau polip (pertumbuhan inflamasi) juga dapat menyebabkan kita mendengkur saat tidur.

4. Posisi tidur

Tidur telentang lebih terkait dengan mendengkur daripada posisi lain, seperti tidur miring atau tengkurap.

Tidur dalam posisi itu dapat menyebabkan lidah mengendur ke arah belakang tenggorokan, sehingga sebagian jalan napas terhambat.

Studi yang melibatkan 2.077 pasien dengan gangguan tidur menemukan, 54 persen kasus mendengkur disebabkan oleh posisi tidur.

5. Konsumsi alkohol

Terlalu banyak minum minuman beralkohol sebelum tidur dapat menyebabkan otot-otot yang menjaga saluran napas bagian atas tetap terbuka dan membuat kita mendengkur.

"Alkohol di malam hari adalah depresan sistem saraf pusat," kata Foldvary-Schaefer.

"Minuman itu bisa membuat jalan napas kita menjadi lebih lemah."

Baca juga: Mendengkur Bisa Jadi Tanda Adanya Penyakit

Apakah mendengkur pertanda masalah kesehatan?

Tidak semua dengkuran menandakan masalah serius seperti sleep apnea.

Sebaliknya, jika kita tidak mendengkur, bukan berarti kita terbebas dari gangguan tidur itu.

"Di klinik tidur, tidak mudah untuk mengetahui siapa yang mungkin mendengkur dan siapa yang menderita sleep apnea," catat Foldvary-Schaefer.

Namun, suara dengkuran bisa menjadi petunjuk jika kita mengalami masalah serius.

"Orang yang memiliki dengkuran yang keras dan mengganggu lebih mungkin mengalami sleep apnea."

"Jika kita merasa seperti itu, kita harus berbicara dengan tenaga kesehatan," ujarnya.

Ditambahkan Foldvary-Schaefer, gejala lain sleep apnea mencakup:

  • Terengah-engah saat bangun di malam hari
  • Tidak merasa bergairah di siang hari
  • Pasangan melaporkan kita mendengkur, terengah-engah, atau berhenti bernapas dalam tidur

Apabila tidak diobati, sleep apnea --terutama dalam tingkatan sedang hingga parah-- dapat dihubungkan dengan gangguan kesehatan serius.

Foldvary-Schaefer mengatakan, individu dalam kasus ini memiliki peningkatan risiko gangguan metabolisme seperti obesitas dan diabetes.

Penderita sleep apnea juga berisiko lebih tinggi terkena penyakit kardiovaskular, tekanan darah tinggi, serangan jantung, stroke, hingga gangguan kognitif.

Kondisi seperti aritmia jantung atau gangguan irama jantung, adalah risiko lain akibat sleep apnea yang tidak diobati.

Kemudian, penderita sleep apnea bisa merasakan kantuk yang berlebihan di siang hari, gangguan konsentrasi, serta mengemudikan kendaraan dalam kondisi mengantuk.

"Dalam beberapa kasus, berkonsultasi dengan ahli bedah telinga, hidung dan tenggorokan dapat membantu mengevaluasi apakah prosedur pembedahan diperlukan untuk mengobati dengkuran," jelas Foldvary-Schaefer.

Baca juga: Waspada, 8 Gejala Mendengkur yang Berbahaya bagi Kesehatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com