Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 25/09/2022, 17:53 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

 

KOMPAS.com - Kekerasan emosional adalah bentuk kekerasan anak yang paling umum, termasuk dilakukan oleh orangtua sendiri.

Jenis kekerasan ini terjadi berupa pola perilaku yang merusak harga diri dan rasa aman emosional kita.

Biasanya dilakukan ketika orangtua cenderung memberikan kritik terus-menerus, ancaman, penolakan, penyebutan nama yang menghina atau melecehkan.

Membatasi kasih sayang maupun dukungan yang sebenarnya dibutuhkan anak juga bisa menjadi tindakan abusif.

Baca juga: Orangtua Simak, Inilah Bahaya Terlalu Banyak Menekan Anak

"Ketika orang tua secara emosional tidak valid - dengan mempermalukan, mengkritik, menghina, atau mengejek anak mereka - anak merasa terus-menerus dihakimi dan tidak memadai," kata kata Lauren Kerwin, PhD, seorang psikolog klinis berlisensi di Los Angeles.

"Dan akhirnya mengembangkan sejumlah besar keyakinan negatif tentang diri mereka sendiri," tambah Kerwin.

Perasaan tersebut bisa dengan mudah berubah menjadi Borderline Personality Disorder (BPD), penyalahgunaan narkotika, ide bunuh diri, dan masalah kesehatan mental yang mengkhawatirkan lainnya.

Pengalaman buruk itu bisa terus bertahan hingga anak menjadi dewasa dan bermanifestasi dalam sikap tertentu, seperti cenderung mengintimidasi atau membandingkan diri dengan orang lain.

Baca juga: Mengenal Gangguan Kecemasan, Gejala, dan Faktor Risikonya

Tanda-tanda pernah mengalami kekerasan emosional dari orangtua

Adakalanya kita tidak menyadari jika telah menjadi korban dari kekerasan emosional yang dilakukan orangtua di masa kecil.

Pengalaman terdahulu dianggap sebagai hal yang wajar padahal memberikan dampak buruk pada kondisi mental kita.

Untuk memahaminya lebih jauh, berikut adalah tanda-tandanya yang bisa kita kenali, menurut pendapat ahli:

Orangtua menuntut selalu didahulukan

Ilustrasi orangtua toxic.freepik Ilustrasi orangtua toxic.
Orangtua memang perlu mengutamakan dirinya agar bisa mengurus anaknya dengan baik.

Namun jika terus-menerus memprioritaskan kebutuhan mereka di atas anak, itu dapat bermanifestasi menjadi kekerasan emosional.

"Terutama ketika anak terlalu muda untuk memiliki sumber daya untuk mengurus diri mereka sendiri," kata Tara Krueger, PsyD, direktur nasional Layanan Terapi Keluarga , Kesehatan Newport.

Misalnya orangtua sering meninggalkan anak di rumah tanpa pengasuh untuk hal yang tidak penting.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com