Jika pasangan menggunakan kondom lateks, pilih pelumas berbasis air atau silikon.
Baca juga: Mengapa Vagina Terasa Nyeri Setelah Berhubungan Seks?
Pendarahan pasca-menopause didefinisikan sebagai pendarahan vagina yang terjadi satu tahun atau lebih setelah periode menstruasi terakhir.
Kondisi ini bisa menjadi gejala kekeringan vagina, polip (pertumbuhan sel non-kanker), kanker atau perubahan lain dalam sistem reproduksi kita.
"Jika kita pernah mengalami pendarahan setelah menopause, temui dokter untuk dievaluasi," kata Goje.
Prolaps organ panggul (pelvic organ prolapse) adalah kondisi di mana penopang internal rahim, vagina, kandung kemih, dan rektum menjadi lemah seiring waktu.
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh persalinan melalui jalan rahim (vagina) dan penuaan.
Masalah umum lainnya adalah inkontinensia urin atau kebocoran kandung kemih.
Setelah didiagnosis, kondisi ini hanya memerlukan perawatan jika tidak terasa mengganggu.
"Namun, jika kita kesulitan mengosongkan kandung kemih atau usus, atau mengalami rasa sakit dan pendarahan, segeralah mencari perawatan," tutur Goje.
Setelah mengalami menopause, wanita bisa menggunakan obat estrogen yang dijual dalam bentuk krim, tablet, atau kapsul.
"Estrogen vagina dapat membantu mencegah atau melawan perubahan yang terjadi seiring bertambahnya usia seperti rasa sakit saat berhubungan seks dan peningkatan risiko infeksi saluran kemih," ungkap Goje.
Secara umum, organ intim ini tidak membutuhkan banyak perawatan.
"Vagina seperti oven yang membersihkan diri sendiri ketika berfungsi dengan baik," pesan Goje.
Baca juga: Waspadai Penggunaan Cairan Pembersih yang Berbahaya bagi Vagina
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.