Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/05/2022, 06:49 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Menonton film porno ketika sudah menikah dianggap sebagian orang sebagai bentuk perselingkuhan.

Mereka yang tidak sependapat menilai melihat film porno adalah bentuk “pelarian” pasangan yang tidak puas dengan dirinya.

Walau masih jadi bahan perdebatan, film porno justru dipandang beberapa orang memengaruhi kepuasan mereka bersama pasangan.

Hal itu bisa dirasakan karena film porno mampu meningkatkan gairah seksual dan memberikan inspirasi gaya ketika bercinta.

Dari dua perbedaan pandangan tersebut tentu kita tidak dapat menilai mana yang benar maupun salah secara mutlak.

Karena pendapat setiap orang tentang menonton film porno ketika sudah membina hubungan berbeda-beda.

Baca juga: Sering Nonton Film Porno, Apa Efeknya untuk Kesehatan?

Namun, menurut Mediator Keluarga Bersertifikat Mahkamah Agung Florida, Jaclyn Gulotta, PhD, LMHC, boleh atau tidaknya menonton film porno dikembalikan lagi kepada pasangan.

“Jika pasangan memiliki kesepakatan bersama mengenai pornografi dan salah satu pasangan menyimpang dari batasan, maka hal ini dapat dianggap perselingkuhan,” katanya.

Saling bersepakat tentang menonton film porno memang penting dilakukan pasangan. Tapi, cara ini bukanlah satu-satunya jalan keluar.

Alasannya, banyak orang masih menyembunyikan aktivitas tersebut dari pasangan. Mereka juga tidak mengaku menonton film porno walau sudah bersepakat.

Pakar pernikahan dan keluarga, Janice Miles, LMFT, menyarankan agar pasangan lebih dulu menentukan aturan main sebelum menonton film porno supaya tidak menimbulkan masalah.

Tidak menutup kemungkinan kedua belah pasangan setuju film porno dapat dilihat bersamaan atau dilakukan sendiri-sendiri.

Kalau pun opsi kedua menjadi kesepakatan, hal ini bukanlah keputusan yang aneh karena banyak orang juga melakukannya.

Dilansir dari Very Well Mind, 3/4 pria dan 1/3 wanita yang menjalin hubungan monogami menonton film porno sendirian.

“Bila menonton pornografi merupakan pelanggaran terhadap kepercayaan dan kejujuran, maka bisa dianggap perselingkuhan,” tandas Miles.

Baca juga: Jangan Nonton Film Porno untuk Cari Gairah Seks, Apa Alasannya?

Ilustrasi pasangan. Dok. SHUTTERSTOCK Ilustrasi pasangan.

Utamakan komunikasi

Harmonis atau tidaknya suatu hubungan tentu dipengaruhi oleh faktor komunikasi. Jangan sampai, komunikasi menjadi renggang hanya karena film porno.

Menonton adegan aktris-aktor film dewasa bercinta bagi beberapa orang mungkin tidak membahayakan hubungannya.

Tapi, untuk pasangan yang tidak setuju dengan aktivitas tersebut dapat menyebabkan rasa sakit emosional.

Supaya film porno tidak menyulut permasalahan, Gulotta mengatakan bahwa percakapan antarpasangan harus dilakukan langsung supaya mendapatkan hasil yang baik.

Diskusi penting dalam suatu hubungan karena masing-masing pasangan tentu punya keingian untuk didengar dan dipahami.

“Dikusi terbuka dengan pasangan akan membantu Anda berdua untuk berbagi perasaan,” jelasnya.

“Jika mendengarkan untuk memahami pasangan maka Anda berdua akan merasa divalidasi dalam emosi Anda dan merasa didengarkan,” tambah Gulotta.

Baca juga: 3 Cara Hilangkan Kebiasaan Menonton Film Porno

Cara menghadapi perasaan diselingkuhi

Membicarakan masalah satu ini dengan pasangan mungkin saja terasa sulit bahkan canggung. Tapi, kita bisa memulainya dengan cara sederhana.

Yakni, dengan menanyakan perasaan pasangan tentang film porno dan hal apa saja yang membuatnya merasa nyaman, menurut saran Gulotta.

Akan tetapi, jika perasaan pasangan telanjur terluka saat mengetahui orang yang dicintainya menonton film porno, hal ini sebaiknya segera diungkapkan.

Walau topik itu sudah pernah dibahas, mungkin saja pasangan sudah melakukannya jauh sebelum kita tahu.

“Mengidentifikasi apakah ini masalah pribadi atau terkait dengan hubungan. Dan, jelajahi apakah ada peluang untuk berkompromi,” tutur Miles.

Di sisi lain, perdebatan soal menonton film porno dapat berkembang semakin pelik jika rasa malu yang muncul.

Apabila merasa tidak nyaman memberi tahu pasangan, Gulotta menyarankan kita untuk berbicara terlebih dahulu dengan seseorang yang sudah dipercaya.

Misalnya saja teman, anggota keluarga, atau terapis.

Masalah tersebut, di sisi lain, bisa dibicarakan dengan pasangan dan terapis secara bersamaan.

Miles menyampaikan, terapis yang berspesialisasi pada pasangan adalah kunci untuk menetapkan batasan yang sehat.

Peran mereka juga membantu memfasilitasi percakapan bagi setiap orang dalam hubungan.

Setiap orang harus memperjelas tentang apa yang benar bagi mereka secara individu dan untuk pasangan dalam suatu hubungan.

Baca juga: Nonton Film Porno Sama dengan Selingkuh, Benarkah?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com