Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/05/2022, 10:13 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Film KKN di Desa Penari sukses besar dengan meraih enam juta penonton di bioskop.

Tayang bersamaan dengan Doctor Strange in the Multiverse of Madness, film horor lokal ini tetap mampu mendapatkan penontonnya sendiri.

Kini KKN di Desa Penari memegang posisi sebagai film film horor Tanah Air terlaris sepanjang masa, mengungguli Pengabdi Setan yang meraup 4,2 juta penonton.

Capaian ini tentunya menjadi penanda baik untuk perfilman Indonesia yang sempat mati suri akibat pandemi Covid-19.

Namun ini juga menggambarkan kecintaan kita yang begitu besar pada film horor.

Baca juga: 6 Manfaat Nonton Film Horor bareng Pasangan, Sudah Tahu?

Alasan psikologis kita gemar nonton film horor seperti KKN di Desa Penari

KKN di Desa Penari berawal dari utas misteri di Twitter yang kemudian diangkat ke layar lebar.

Penayangan film ini sempat ditunda berkali-kali karena kondisi bioskop saat pandemi yang tidak ideal.

Toh, film ini tetap dinantikan oleh para pecinta film horor, yang memang amat banyak.

Baca juga: Ini Dampak Positif dan Negatif Film Horor bagi Kesehatan

Film dengan genre menakutkan ini memang selalu memiliki pangsa pasarnya sendiri.

Meski berbagai adegannya menakutkan dan membuat ngeri, tetap saja kita penasaran untuk menyaksikannya.

Dalam risetnya, Haiyang Yang, psikolog asal Johns Hopkins University mengatakan ada beberapa alasan yang membuat kita menggemari film horor.

Pertama, kita cenderung menyukai film yang menakutkan itu, baik karena setan, sosok pembunuh maupun aspek lainnya, untuk mendapatkan rangsangan.

Paparan tindakan menakutkan, atau bahkan antisipasi tindakan tersebut, dapat merangsang kita — baik secara mental maupun fisik.

Responnya bisa secara negatif misalnya ketakuran atau kecemasan maupun secara positif seperti kegembiraan.

Baca juga: Anak-anak Nonton Film Horor? Pahami Manfaat dan Juga Risikonya

Menonton tayangan horor secara berkelanjutan kedua jenis rangsangan, yang jumlahnya paling tinggi pada saat momen paling menakutkan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com