Bisbey menyampaikan, diam merupakan tanda pasangan toxic tidak mau diajak berbicara apabila keinginannya tidak dipenuhi.
Ia menambahkan bahwa pasangan yang toxic juga bisa tidak memberikan cinta, kebutuhan seksual, kasih sayang, atau perhatian.
Hal itu dilakukannya semata-mata untuk memanipulasi pasangannya agar bertindak seperti yang ia inginkan.
Lelucon yang sinis dan merendahkan alias sarkas kemungkinan dapat kita rasakan jika terjebak bersama si toxic.
Lelucon itu sengaja dilontarkan pasangan toxic sebagai cara terselubung untuk meremehkan atau merendahkan.
Kita mungkin saja tidak menyadari bahwa ia bermaksud menghina karena lelucon sarkas yang dibungkus dengan rapi.
"Jika pasangan meremehkan Anda ketika bersama orang lain, menunjukkan kesalahan, atau mengatakan Anda bodoh, konyol, atau sesuatu yang negatif, ini adalah perilaku toxic," jelas Bisbey.
Sementara itu, pendidik seksualitas asal Philadelphia, Galia Godel, menyebut hubungan toxic dan abusive punya kesamaan jika muncul tanda gaslighting dan penghinaan.
"Tidak semua toxic itu abusive dan sebagian perilaku abusive tidak dapat dikaitkan dengan beracun,” kata Godel.
“Tidak selalu ada perbedaan yang jelas, tapi perlu diingat toksisitas berasal dari kurangnya kontrol, dan abusive berasal dari satu orang yang mencoba mengambil kendali.”
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.