Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/05/2022, 15:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Terlalu keras berpikir atau biasa disebut overthinking lumrah terjadi saat kita sedang resah atau mengalami masalah.

Apalagi ketika melihat orang lain lebih berhasil, sementara kita masih memperjuangkan hidup yang lebih baik di masa depan.

Meski setiap orang pernah mengalami overthinking, hal ini sebaiknya tidak dibiasakan karena hanya membuat lelah dan stres.

Supaya overthinking bisa dihentikan, psikoterapis asal Cleveland Clinic, Natacha Duke, MA, RP, punya beberapa tips yang bisa dicoba.

Apakah overthinking termasuk mental illnes?

Beberapa orang mengkhawatirkan overthinking menyebabkan gangguan kesehatan mental alias mental illnes.

Baca juga: 3 Cara Menghentikan Kebiasaan Overthinking

Padahal, overthinking tidak menyebabkan hal tersebut walau dibarengi dengan gejala depresi dan kecemasan.

Duke menerangkan, overthinking umumnya dikaitkan dengan generalized anxiety disorder (GAD).

Gangguan tersebut turut ditandai dengan kecenderungan khawatir berlebihan tentang beberapa hal.

“Seseorang dapat mengembangkan GAD karena gen mereka. Atau bisa juga faktor kepribadian seperti ketidakmampuan menoleransi ketidakpastian dalam hidup,” jelas Duke.

“Dan itu bisa menjadi pengalaman hidup. Biasanya, ini adalah kombinasi dari ketiganya,” tambahnya.

Orang-orang yang mulai mengalami GAD dapat mengalami:

  • Khawatir berlebihan tentang beberapa hal selama setidaknya enam bulan terakhir
  • Kesulitan mengendalikan kecemasan yang dapat mengganggu kemampuan untuk hidup normal

Sementara untuk gejala fisik GAD lainnya mencakup kegelisahan, kesulitan berkonsentrasi, dan masalah tidur.

Lantas, apa itu overthinking?

Seperti yang sudah disebutkan bahwa overthinking adalah kebiasaan terlalu keras berpikir.

Orang-orang yang sedang overthinking bisa merasakan:

  • Kekhawatiran membahas masalah satu ke masalah berikutnya
  • Memikirkan skenario terburuk
  • Berjuang untuk membuat keputusan, termasuk menebak-nebak
  • Kesulitan berkonsentrasi
  • Merasa nasibnya berada di tepi
  • Mencari kepastian berulang dari orang lain.

“Apa yang terjadi adalah efek berantai,” jelas Duke.

Baca juga: Hadapi Kecemasan dan Overthinking saat Pandemi, Begini Caranya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com