Menurut ahli gizi Lon Ben-Asher, MS, RD di Pritikin Longevity Center, diet dengan batasan waktu tidak signifikan dibandingkan pembatasan kalori harian dalam hal penurunan berat badan.
Faktor-faktor sekunder seperti perubahan lingkar pinggang, indeks massa tubuh (BMI), lemak tubuh, dan faktor risiko metabolik lainnya juga tidak berbeda jauh.
Ben-Asher mengatakan, studi tersebut menegaskan bahwa apa yang kita makan lebih penting daripada waktu kita makan.
Baca juga: Frutarian, Diet yang Cuma Makan Buah Setiap Hari, Sehat Enggak Sih?
"Tubuh perlu mendapatkan keseimbangan energi negatif dengan pengurangan asupan kalori dan atau jumlah energi yang dikeluarkan dalam rutinitas sehari-hari dan olahraga," jelasnya.
Banyak alasan mengapa diet intermiten yang dibatasi waktu menjadi populer dalam beberapa tahun terakhir.
Ahli gizi Kristin Kirkpatrick menyebutkan, sebagian besar kliennya sukses setelah mencoba makan dengan dibatasi waktu.
Menurut dia, diet dengan batasan waktu membuat kliennya berhasil menurunkan kalori secara alami.
Rata-rata klien Kirkpatrick memiliki jadwal makan antara pukul 10.00-19.00.
Selain menawarkan penurunan berat badan, ada anggapan diet intermiten merupakan solusi cepat untuk memperbaiki kondisi kesehatan.
Sayangnya, menurut Ben-Asher, tidak banyak penelitian yang mendukung dan menunjukkan manfaat kesehatan dari diet intermiten di luar penurunan berat badan.
Baca juga: Catat! Ini 3 Jenis Diet yang Tidak Cocok dengan Tubuh Wanita
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.