"Jika kita mengontrol tekanan darah, dan mengurangi tekanan darah sistolik sebesar 12-13 mmHg, hal itu dapat menurunkan risiko berbagai penyakit," imbuh Badai.
"Risiko stroke berkurang 37 persen, jantung koroner 21 persen, dan penyakit jantung 25 persen."
Menurut Badai, ketika seseorang sudah terdiagnosis dengan hipertensi, perlu dilihat lebih dulu tekanan darahnya.
"Apabila masih derajat satu atau tekanan darah 140-150/90-99 mmHg, pasien masih bisa melakukan perubahan gaya hidup," terangnya.
"Namun, jika sudah derajat dua, tekanan darah di atas 160/100 mmHg, harus dilakukan pengobatan."
"Untuk mencegah hipertensi, terapkan perilaku CERDIK sesuai anjuran Kemenkes," kata Badai.
Perilaku CERDIK mencakup:
Baca juga: Rahasia Cegah Hipertensi Sejak Usia Remaja
Dijelaskan Badai, melakukan pengukuran tekanan darah di rumah adalah cara efektif untuk mengetahui tekanan darah dan mengevaluasi pengobatan.
Saat menggunakan alat pengukur tekanan darah di rumah, perhatikan angkanya. "Jika tekanan darah sistolik sudah di atas 135 mmHg, maka itu dianggap tekanan darah tinggi," lanjut dia.
"Asap rokok tidak baik untuk kesehatan, karena itu enyahkan asap rokok dan kebiasaan merokok," tutur Badai.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.