Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/05/2022, 20:35 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Perkembangan kemampuan anak salah satunya ditandai dengan kemampuannya berbicara. Tak heran jika orangtua akan cemas jika buah hatinya tak kunjung lancar berbicara di usia tiga tahun.

Pada umumnya anak usia 2 tahun sudah menguasai 50 kosa kata.

Dipaparkan oleh dokter spesialis anak, Ajeng Indriastari, ada beberapa ciri utama anak yang mengalami terlambat bicara (speech delay).

Anak yang terlambat bicara biasanya jarang mengeluarkan dan merespons suara, tidak mengerti gestur orang sekitar, dan tidak memiliki kemampuan konsonan sesuai usia.
Sayangnya, oran tua baru menyadari itu saat usia anak 18-24 bulan, ketika anak tidak merespon saat dipanggil orang tua.

Baca juga: Kurang Stimulasi dan Interaksi Jadi Pemicu Anak Terlambat Bicara

"Kalau kita tahu dari awal, kita akan cari tahu penyebabnya apa. Kalau tahu penyebabnya apa, solusinya berdasarkan si penyebab,” ungkap dr Ajeng dalam Simposium Nasional bertajuk ‘Membaca Fenomena Speech Delay: Pendekatan Multi Pihak’ yang diselenggarakan Yayasan Akses Sehat bersama Generos, Sabtu (21/5/2022).

Gangguan terlambat bicara terbagi menjadi fungsional dan non fungsional.

Sebagian besar anak dengan speech delay saat ini masuk dalam kategori fungsional, artinya kurang stimulasi dan pola asuh yang salah. Sementara yang termasuk keterlambatan non-fungsional adalah anak-anak yang memiliki gangguan bahasa reseptif, seperti autism ataupun Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).

“Yang jadi problem anak speech delay ini, banyak dari mereka nggak punya kelainan loh. Fungsi pendengarannya bagus, tidak ada kelainan organ oromotor, masalah bibir sumbing nggak ada. Terus yang salah dimana? Ternyata pola pengasuhan,” ujar dokter yang juga membuka praktik di Bekasi itu.

Dokter Ajeng menyebutkan tiga langkah yang bisa dilakukan orangtua untuk mencegah anak terlambat bicara, yakni:

1. Komunikasi dua bahasa
Menurut dr.Ajeng, komunikasi dua bahasa yang dimaksud bukan yang berasal dari orangtua yang berbeda kewarganegaraan, melainkan dari tontonan atau gawai, yang bisa menyebabkan kebingungan pada anak.

Baca juga: Speech Delay Pada Anak: Definisi, Gejala, dan Cara Penanganannya

2. Penggunaan gawai
Idealnya anak di bawah usia dua tahun tidak menggunakan gawai sama sekali. Namun, hal ini kerap sulit dilakukan orangtua, apalagi di masa pandemi.

"Bijak menggunakan gawai. Bukan berarti dikasih begitu saja lalu ditinggal. Tapi ada pendampingan dan interaksi antara orangtua dan anak. Jangan sampai menjadikan gawai sebagai electronic baby sitting," katanya.

3. Alarm jika ada keterlambatan
Tanda anak terlambat bicara, menurut Ajeng, sebenarnya sudah bisa dilihat di usia 9 bulan, misalnya anak belum bisa mengucap kata "mama" atau "papa", atau anak memberi respon saat diajak bermain.

Meski begitu, sebaiknya anak tetap diperiksa oleh dokter dan mencari tahu apa penyebab keterlambatan bicara pada anak. Selanjutnya, jika anak mengalami gangguan, segera diberikan terapi dan stimulasi.

Baca juga: Anak Terlambat Bicara Bukan Berarti Anak Autis

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com