Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
drg. Citra Kusumasari, SpKG (K), Ph.D
dokter gigi

Menyelesaikan Program Doktoral di bidang Kariologi dan Kedokteran Gigi Operatif (Cariology and Operative Dentistry), Tokyo Medical and Dental University, Jepang.

Sebelumnya, menempuh Pendidikan Spesialis Konservasi Gigi di Universitas Indonesia, Jakarta dan Pendidikan Dokter Gigi di Universitas Padjadjaran, Bandung.

Berpraktik di berbagai rumah sakit dan klinik di Jakarta. Ilmu karies, estetik kedokteran gigi, dan perawatan syaraf gigi adalah keahliannya.

Jangan Bingung Memilih Pasta Gigi, Ini Panduannya

Kompas.com - 23/05/2022, 20:48 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini


Oleh drg. Citra Kusumasari, Sp.K.G.(K), Ph.D.

PENGGUNAAN pasta gigi untuk membersihkan gigi dimulai sejak tahun 5,000 sebelum Masehi oleh Bangsa Mesir, jauh sebelum sikat gigi ditemukan.

Bangsa Yunani, Romawi, dan masyarakat di China juga diketahui telah menggunakan pasta gigi sekitar 500 tahun sebelum Masehi. Dulu pasta gigi juga digunakan sama seperti saat ini, yaitu untuk menjaga kebersihan gigi dan gusi, memutihkan gigi, dan menyegarkan napas.

Komposisi pasta gigi kuno bervariasi dan berbeda, yaitu terbuat dari bubuk abu dan kulit telur yang dibakar, serta dikombinasikan dengan batu apung. Bangsa Yunani dan Romawi menambahkan tulang-tulang yang dihancurkan dan cangkang tiram untuk menambah efek abrasif.

Untuk membantu menghilangkan bau mulut, bangsa Romawi menambahkan juga arang dan kulit kayu. Sedangkan bangsa China menggunakan berbagai substansi di dalam pasta gigi termasuk ginseng, mint herbal, dan garam.

Baca juga: [HOAKS] Mengatasi Jerawat dengan Pasta Gigi

Perkembangan pasta gigi modern dimulai pada awal tahun 1800-an, yaitu pasta gigi yang mengandung sabun dan pada tahun 1850-an mengandung kapur. Di Inggris, pada tahun 1800-an, pinang digunakan sebagai komposisi pasta gigi, dan tahun 1860-an pasta gigi dibuat sendiri menggunakan arang tanah.

Sebelum tahun 1850, pasta gigi biasanya berbentuk bubuk, dan selama tahun 1850 dikembangkan bentuk pasta gigi baru di dalam stoples (disebut crème dentrifice).

Pada tahun 1873, sebuah perusahaan pasta gigi di Amerika mulai memproduksi massal pasta gigi di dalam stoples. Selanjutnya, pada tahun 1890 diperkenalkan pasta gigi modern di dalam tube dan sampai sekarang masih kita gunakan.

Jenis, komposisi, dan fungsi pasta gigi

Setelah tahun 1945 komposisi sabun di dalam pasta gigi digantikan oleh komposisi lain untuk membuat pasta menjadi lebih halus atau emulsi, seperti sodium lauryl sulphate. Pada pertengahan abad ke-20, pasta gigi modern dikembangkan untuk membantu mencegah atau mengobati penyakit dan kondisi tertentu seperti sensitivitas gigi.

Baca juga: Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Sedunia: “Be Proud of Your Mouth”

Pasta gigi ber-fluoride diperkenalkan pada tahun 1914 yang digunakan untuk membantu mencegah gigi berlubang. Pasta gigi dengan abrasivitas yang sangat rendah juga dikembangkan untuk mencegah masalah yang disebabkan oleh penyikatan gigi yang berlebihan.

.PIXABAY/BRUNO .

Pasta gigi saat ini biasanya mengandung fluoride, pewarna, perasa, pemanis, serta bahan-bahan lain yang membuat pasta gigi menjadi halus, berbusa, dan tetap lembab.

Berikut ini adalah jenis-jenis pasta gigi berdasarkan karakteristik komposisi aktifnya:

1. Pasta gigi untuk pencegahan dan perawatan gigi berlubang
Fluoride memiliki kemampuan untuk mengembalikan mineral yang hilang pada lapisan enamel gigi sehingga mencegah berkembangnya proses gigi berlubang.

Beberapa kategori konsentrasi fluoride yang terdapat di dalam pasta gigi antara lain:
a. Konsentrasi fluoride kurang dari 1000 ppm, dianggap paling aman untuk menghindari terjadinya risiko fluorosis (perubahan pada enamel akibat kelebihan fluoride).

b. Konsentrasi fluoride 1000-1500 ppm, dianggap paling optimal dan aman di dalam pasta gigi. Konsentrasi ini mampu mengurangi risiko gigi berlubang sebanyak 19-27 persen dan menurunkan risiko fluorosis.

Baca juga: 5 Cara Memutihkan Gigi dengan Mudah di Rumah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com