Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Perilaku yang Menyebabkan Penurunan Berat Badan Gagal

Kompas.com - 24/05/2022, 08:31 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Menambahkan pemanis pada minuman atau makanan akan meningkatkan konsumsi gula tambahan tanpa disadari.

Tammy Lakatos Shames dan Lyssie Lakatos, dua ahli diet yang juga dikenal sebagai "The Nutrition Twins" menyarankan untuk mengganti gula dengan kayu manis.

"Kayu manis membuat kita menghindari kalori ekstra dan gula penyebab peradangan yang terkait penambahan berat badan," kata mereka.

"Ditambah lagi, kayu manis bermanfaat untuk menurunkan berat badan dan gula darah."

Sebuah studi pada 2019 yang dimuat dalam International Journal of Food Science menunjukkan, sepertiga sendok teh kayu manis sehari dapat menurunkan gula darah, kolesterol, dan trigliserida.

"Taburkan kayu manis ke dalam kopi, sereal, popcorn, yogurt, oatmeal, makanan yang dipanggang," tambah Lakatos bersaudara itu.

Baca juga: Kayu Manis: Nutrisi, Manfaat, dan Cara Mengolahnya

8. Terjebak dalam pesta makan

Tekanan sosial seperti bertemu teman dalam sebuah pesta bisa menyebabkan peningkatan asupan makanan.

"Entah itu minuman beralkohol atau memakan beberapa makanan penutup, bersama teman yang tidak selalu mendukung upaya penurunan berat badan kita bisa menyulitkan," ujar Amidor.

"Cek menu terlebih dahulu dan menentukan apa yang akan kita makan."

"Tidak masalah menyisakan ruang untuk makanan pencuci mulut, tetapi disarankan berbagi makanan penutup itu dengan satu atau dua orang lainnya," imbuhnya.

Baca juga: 14 Cara Mengurangi Nafsu Makan Berlebih Agar Tidak Kegemukan

9. Terobsesi dengan angka timbangan

Timbangan berat badan tidak selalu akurat dalam memantau perkembangan kita  menghilangkan lemak tubuh.

"Terlalu sering mengandalkan angka timbangan bisa membuat kita berkecil hati dan sulit untuk tetap termotivasi berusaha," tutur Moskovitz.

"Daripada mengkhawatirkan berat badan, perhatikan keberhasilan lain yang tidak diukur dengan skala seperti peningkatan dalam energi, pencernaan, tidur, dan suasana hati."

10. Tidak mencatat perilaku makan ke dalam jurnal

"Alat terbaik untuk membantu kita mengenali perilaku makan yang buruk adalah dengan membuat jurnal," kata Moskovitz.

"Bukan hanya melacak makanan yang kita makan, tetapi juga porsi, tingkat rasa lapar dan kenyang, emosi selama waktu makan, dan lokasi kita berada selama makan."

"Menuliskan perilaku makan adalah metode yang sangat efektif untuk tetap bertanggung jawab dan sadar," katanya lagi.

Baca juga: Cara Menghitung Kalori Makanan untuk Turunkan Berat Badan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com