Akan tetapi, ia meminta kita tidak menjadikan tempat tidur, sofa, atau meja sebagai tempat untuk memikirkan stres.
Alasannya kita dapat mengaitkan tempat-tempat tersebut dengan stres dan mempersulit waktu untuk tidur, bersantai, atau bekerja.
Malam hari memang waktu yang tepat dan "nikmat" untuk overthinking.
Waktu tersebut juga disarankan Romanoff agar kita tidak mengumpulkan kekhawatiran di lain hari dan mengelompokkannya di malam hari.
Namun, ada baiknya memikirkan stres tidak dilakukan terlalu larut malam supaya kita masih bisa melakukan banyak kegiatan sebelum tidur.
Baca juga: Mual akibat Stres Bisa Ditangani, Begini Caranya
Stres memang tidak dapat diprediksi kapan datangnya. Namun, penting bagi kita untuk berupaya menahannya bila muncul di siang hari.
Simpanlah kekhawatiran di waktu yang tidak menguntungkan hingga jadwal memikirkan stres tiba.
Kalau merasa kesulitan melakukan cara itu cobalah untuk menuliskan kekhawatiran yang dirasakan, misal dengan journaling.
Saat tiba waktunya untuk memikirkan stres, tanyakan pada diri sendiri apakah ada cara yang dapat dilakukan untuk mengatasinya.
Jika memiliki solusi, tuliskan pemecahan masalahnya dan pikirkan bagaimana kita dapat menindaklanjutinya.
Namun, jika stres yang dipikirkan tidak memiliki jalan keluar berusahalah untuk menerima dan melepaskannya.
Jika kita kesulitan lagi-lagi melakukannya, disarankan untuk menuliskan masalah yang membuat stres di secarik kertas, lalu merobek dan membuangnya.
Setelah menuliskan pemikiran yang mengkhawatirkan di siang hari, lakukan aktivitas lain untuk mengalihkan perhatian.
Tanpa disadari ada banyak aktivitas yang menjadi pemicu stres dan hal ini harus segera diatasi.
Misal, dengan melakukan aktivitas lain yang membuat stres selama waktu ini, seperti membaca berita.