Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasangan Tak Bahagia Suka Pamer Kemesraan di Medsos? Cek Faktanya

Kompas.com - Diperbarui 17/01/2023, 11:19 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Sekar Langit Nariswari

Tim Redaksi

Sumber Inc.

KOMPAS.com – Hubungan pasangan yang jarang atau sama sekali tidak pernah memamerkan kemesraan di media sosial (medsos) seringkali dianggap tidak bahagia.

Padahal, stigma tersebut bukanlah jaminan karena menurut studi Northwestern University, AS pasangan yang tidak bahagia justru suka mengunggah hubungannya di medsos.

Temuan itu didapat setelah melakukan survei pada 108 pasangan di Facebook yang menyatakan telah menjalin hubungan pribadi.

Selama dua minggu, mereka diminta membuat jurnal harian dan diberi tugas menuliskan rasa aman dalam hubungan dan aktivitas di Facebook.

Hasilnya didapati bahwa orang-orang yang tidak bahagia cenderung suka menunjukkan hubungan mereka di medsos.

Baca juga: Pamer Kemesraan di Media Sosial, Tanda Kebahagiaan?

Setidaknya didapati delapan alasan mengapa pasangan yang tidak bahagia menjadikan medsos sebagai tempat pamer kemesraan.

Untuk lebih jelasnya, simak yang berikut ini.

1. Berusaha meyakinkan orang lain

Jangan 100 persen percaya dengan pasangan lain yang sering memposting foto atau video bucin ke medsos.

Unggahan tersebut mungkin saja dimanfaatkan untuk menunjukkan hubungan mereka yang bahagia.

Padahal, kenyataannya tidak demikian.

"Seringkali orang-orang yang paling banyak memposting yang mencari validasi untuk hubungan mereka dari orang lain di media sosial,” kata seksolog asal Australia, Nikki Goldstein.

Terlalu sering pamer kemesraan di medsos, di sisi lain, juga menipu diri sendiri karena pasangan menganggap hubungan mereka baik-baik saja.

Baca juga: 5 Kebiasaan Ini Tunjukkan Komunikasi dengan Pasangan Perlu Diperbaiki

2. Ada kecenderungan menjadi psikopat dan narsistik

Sebuah survei terhadap 800 pria 18-40 tahun menemukan bahwa tanda narsistik dan psikopat bisa diketahui dari jumlah selfie yang diposting.

Sementara, narsistik dan self-objectification dapat dilihat dari foto diri yang sudah diedit dan diunggah di medsos.

Studi lain menemukan bahwa memposting, menandai, dan mengomentari Facebook sering dikaitkan dengan narsisme pada pria.

Halaman:
Sumber Inc.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com