Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Cara Mengontrol Screen Time Anak agar Tak Kebanyakan Main Gadget

Kompas.com - Diperbarui 08/01/2023, 16:12 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pengunaan gadget oleh anak seringkali memunculkan banyak pertanyaan sekaligus perdebatan di kalangan orangtua.

Ada yang menganggap gadget bermanfaat untuk anak, tapi ada yang mengkhawatirkan potensi kecanduan akibat meningkatnya screen time perangkat ini.

Terlepas dari manfaat dan mudaratnya, orangtua harus paham bahwa segala sesuatu yang diberikan secara berlebih kepada anak jelas tidak baik.

Termasuk dalam kasus penggunaan gadget yang memerlukan peran orangtua agar screen time anak bisa dikendalikan dan tidak kebablasan.

Baca juga: Waspadai, Efek Screen Time Berlebihan bagi Mata Anak

Tapi, bagaimana cara membatasi screen time pada anak secara bijak? Untuk lebih jelasnya, simak panduannya berikut ini.

Definisi screen time

Sebelum mendidik anak supaya mampu menggunakan gadget dengan bijak, orangtua harus memahami apa itu screen time.

Singkatnya, screen time merupakan istilah untuk menghitung durasi menatap layar gadget selama sehari.

Tidak menyangkut penggunaan gadget saja, tapi juga meliputi aktivitas menonton TV maupun memandangi laptop.

Namun, tidak semua screen time dapat disamakan karena harus disesuaikan dengan perangkat elektronik yang digunakan.

Semisal screen time saat menonton TV sembari melakukan aktivitas lain jelas berbeda dengan waktu layar orang-orang yang menyaksikan film.

Video chat, rapat, dan berinteraksi dengan orang-orang melalui layar sangat berbeda dari duduk dan menonton sesuatu," ujar dokter anak asal Cleveland Clinic, Noah Schwartz, MD.

Baca juga: 5 Alasan Kenapa Kita Harus Kurangi Screen Time Smartphone

Batasi sesuai usia anak

Usai mengetahui pengertian screen time, orangtua bisa berlanjut ke langkah selanjutnya dengan menerapkan batasan usia.

Sebagai contoh, anak di bawah usia 18 bulan sebaiknya benar-benar dibatasi jumlah screen time-nya.

Di AS, The American Academy of Pediatrics turut merekomendasikan screen time seminimal mungkin bagi anak yang berusia 18-24 bulan.

Sementara untuk anak yang berusia 2-5 tahun, screen time-nya bisa dibatasi dengan durasi selama satu jam dalam sehari.

Pentingnya menetapkan batasan screen time bagi anak, disebut Schwartz bermanfaat untuk tumbuh-kembang si kecil.

Karena anak masih membutuhkan komunikasi dua arah dan belum mendapat manfaat penuh dari screen time.

Anak belajar dan berinteraksi dengan orang-orang di sekitanya. Anak mencari hubungan emosional yang responsif dan mencoba memahami isyarat sosial,” kata Schwartz.

“Itu tidak benar-benar ada saat anak menonton acara TV atau bermain video game,” tambahnya.

Di sisi lain, Schwartz turut meminta orangtua mengawasi anaknya saat menggunakan gadget supaya batasan screen time tidak dilanggar.

Baca juga: Kurangi Screen Time Terbukti Tingkatkan Kesehatan Mental Anak

Ilustrasi anak bermain gadgettechcrunch.com Ilustrasi anak bermain gadget
Tanda screen time anak berlebihan

Batasan screen time yang tidak dipatuhi akan menimbulkan sejumlah gejala pada anak, berikut di antaranya:

1. Kurang aktif secara fisik

Schwartz menjelaskan, anak yang terlalu lama menggunakan gadget cenderung suka duduk dan terpaku pada layar ketimbang bergerak secara fisik.

“Jika anak tidak terlalu aktif dan tidak pergi ke luar dan mendapatkan cukup sinar matahari, ini membuat mereka tidak merasa baik dan dapat mempengaruhi kesehatan gizi,” kata Schwartz.

Baca juga: 4 Kalimat yang Harus Dihindari Orangtua Saat Mendidik Anak soal Screen Time

2. Tidur terganggu

Schwartz mengatakan bahwa layar gadget merupakan stimulan konstan yang mengganggu tidur anak. Apalagi jika gadget digunakan di tempat tidur.

“Tidur sangat penting untuk pertumbuhan anak. Ada banyak penelitian yang sedang berlangsung tentang efek negatif layar dan lampu pada kualitas tidur kita,” terang Schwartz.

Untuk mengurangi masalah itu, ia menyarankan orangtua untuk melarang anak menonton TV atau memainkan gadget di tempat tidur.

3. Sakit kepala

Schwartz mengaku pernah kedatangan sejumlah anak di kantornya dan mereka mengatakan menderita sakit kepala atau keluhan fisik lainnya.

Ketika berbincang dengan pasiennya, Schwartz menyebut 50 persen dari waktu mereka dalam sehari terbuang hanya karena gadget.

Baca juga: 5 Penyebab Sakit Kepala Sebelah Kiri dan Cara Mengatasinya

4. Mata tegang

Mengistirahatkan mata sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik, pikiran, dan kesejahteraan mental.

"Ketegangan menatap sesuatu, apakah Anda terlalu dekat atau tidak, tentu tidak akan membuat Anda merasa baik," kata Schwartz.

5. Dampak emosional

Dalam beberapa kasus, screen time dapat mempengaruhi anak secara emosional.

Hal itu pernah terbukti dalam sebuah penelitian yang menghubungkan tingginya screen time dengan penurunan mood pada remaja.

“Penelitian telah menunjukkan itu dapat menurunkan fungsi kognitif dan rentang perhatian, dan berdampak pada tingkat energi,” jelas Schwartz.

“Selain itu, penelitian telah menunjukkan bahwa screen time dapat mempengaruhi akademik anak-anak.”

6. Kemampuan berkomunikasi berkurang

Bahaya yang diakibatkan dari terlalu lama menatap layar gadget adalah berkurangnya kemampuan berkomunikasi anak.

Padahal, kemampuan itu dibutuhkan anak untuk memberi tahu orangtuanya tentang hal-hal yang disukai dan tidak diinginkan.

“Waktu di depan layar tidak mengajari anak petunjuk tentang cara berkomunikasi. Anak hanya menonton sesuatu,” kata Schwartz.

Baca juga: Sadari, Sederet Dampak Buruk Menatap Layar Terlalu Lama

Cara mengurangi penggunaan gadget

Mumpung anak masih berusia belia, anak harus diajari sejak dini membatasi screen time secara bijak. Caranya...

1. Memberi teladan

Orangtua bisa memberi contoh kepada anaknya dengan meletakkan gadget maupun mematikan TV ketika di dalam rumah.

“Anak adalah spons. Anak menyerap lingkunganya. Anak mengikuti apa yang mereka lihat,” jelas Schwartz.

2. Tentukan waktu

Memiliki waktu dan tempat yang ditentukan tanpa screen time membantu anak untuk tidak membuang-buang waktunya.

"Saya pasti akan merekomendasikan tidak ada screentime setidaknya satu jam sebelum tidur," tutur Schwartz.

3. Nonton bareng

American Academy of Pediatrics juga merekomendasikan orangtua untuk nonton bersama anaknya sesering mungkin.

Dengan cara tersebut, orangtua mampu mengajari buah hatinya tentang apa yang ia tonton baru saja.

“Terutama ketika Anda memiliki anak kecil sekitar usia dua tahun, ini tentang keterlibatan,” kata Schwartz.

“Anda berbicara, menjelaskan berbagai hal kepada anak, dan mencoba menonton acara tertentu bersama.”

“Jika Anda memiliki remaja maka menonton sebagai acara keluarga dan menjadikannya lebih sebagai waktu keluarga masih merupakan strategi yang bagus. ”

4. Tetapkan batas

Menetapkan batasan screen time bagi anak bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan.

Karena, anak kemungkinan tidak patuh atau rewel dan dapat mengganggu kehidupan orangtuanya.

5. Konsisten

Menjadi konsisten dan tegas sangat penting bagi orangtua. Alasannya, konsistensi adalah satu-satunya hal yang dapat dilakukan.

"Screen time bisa sangat berbahaya tetapi juga bisa sangat bermanfaat," kata Schwartz.

“Bagi anak untuk melakukan interaksi tersebut secara online, untuk melihat dan melihat teman dan berbicara dengan orang-orang, jelas bermanfaat.”

“Itu lebih baik daripada tidak sama sekali. Ini benar-benar tentang menemukan keseimbangan dan bekerja dengan setiap anak untuk memastikan kami memenuhi kebutuhan secara khusus.”

Baca juga: Begini Cara Batasi Screen Time Anak Agar Tak Ketergantungan Gawai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com